Arsip:

SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

SinnTech Webinar #25 UGM Kupas Teknologi DNA Metabarcoding untuk Keberlanjutan Perikanan

Program Studi Magister Ilmu Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan SINNTECH Webinar#25 sebagai salah satu wadah pengayaan keilmuan bagi sivitas akademika dan masyarakat umum. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring pada hari Senin, 26 Mei 2025 dengan mengangkat tema “DNA Metabarcoding for Sustainable Aquatic Resource”. Webinar ini menghadirkan dua narasumber ahli yang membagikan pengetahuan mutakhir terkait pemanfaatan teknologi DNA metabarcoding dalam bidang perikanan dan kelautan. Moderator dalam kegiatan ini adalah Dr. Sulistiowati, S.Si., M.Si., dosen dari Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian UGM yang memandu jalannya diskusi secara dinamis dan interaktif. Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, baik mahasiswa, dosen, peneliti, maupun praktisi perikanan dari dalam dan luar institusi. Webinar ini bertujuan untuk memperluas wawasan tentang metode identifikasi organisme perairan secara genetik guna mendukung pengelolaan sumber daya hayati yang berkelanjutan. Tema yang diangkat sejalan dengan semangat Program Studi Magister Ilmu Perikanan UGM dalam menjawab tantangan global di bidang perikanan.

Pembicara pertama, Dr. Eng. Sapto Andriyono, S.Pi., M.T. dari Departemen Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, menyampaikan materi bertajuk “Biodiversity Assessment by eDNA Metabarcoding Analysis”. Dalam paparannya, beliau menjelaskan bahwa penggunaan eDNA (environmental DNA) menjadi pendekatan revolusioner dalam identifikasi keanekaragaman hayati di lingkungan perairan. Teknik ini memungkinkan deteksi spesies hanya melalui sampel air tanpa harus menangkap organisme secara langsung, sehingga dinilai lebih ramah lingkungan dan efisien. Dr. Sapto juga menyoroti pentingnya pengembangan basis data genetik untuk mendukung akurasi hasil analisis eDNA. Penerapan metode ini dinilai sangat potensial dalam pemantauan ekosistem perairan secara berkelanjutan, termasuk untuk kawasan konservasi dan wilayah pesisir yang rentan terhadap gangguan ekologis. Beliau juga membagikan pengalaman riset yang dilakukan di beberapa kawasan perairan di Indonesia, yang menunjukkan bahwa eDNA dapat mendeteksi spesies langka atau invasif secara cepat. Materi yang disampaikan memberikan gambaran komprehensif mengenai peluang riset dan pengembangan teknologi ini di masa depan.

Sementara itu, pembicara kedua, Dr. Dini Wahyu Kartika Sari, S.Pi., M.Si. dari Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, membawakan materi dengan topik “Metabarcoding of Giant Gourami Intestinal Microflora”. Beliau memaparkan bagaimana metode DNA metabarcoding diterapkan untuk mengidentifikasi komunitas mikroorganisme dalam saluran pencernaan ikan gurami (Osphronemus goramy), salah satu komoditas unggulan akuakultur di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memahami profil mikrobiota usus yang berperan penting dalam pencernaan, pertumbuhan, dan kesehatan ikan. Dr. Dini menjelaskan bahwa informasi ini dapat dimanfaatkan untuk menyusun strategi probiotik yang lebih tepat sasaran dan ramah lingkungan. Metabarcoding memungkinkan identifikasi mikroba dalam jumlah besar dengan resolusi tinggi, sehingga dapat membuka peluang inovasi dalam bidang nutrigenomik dan manajemen kesehatan ikan. Hasil riset menunjukkan adanya variasi mikroflora berdasarkan pakan dan kondisi lingkungan budidaya. Diskusi mengenai mikrobiota usus ini membuka perspektif baru bagi pengembangan budidaya ikan berbasis pendekatan molekuler.

Webinar ini mendapat sambutan antusias dari peserta yang aktif dalam sesi tanya jawab, menunjukkan tingginya minat terhadap penerapan teknologi DNA dalam bidang perikanan. Kehadiran kedua narasumber yang berkompeten memberikan wawasan baru mengenai pemanfaatan DNA metabarcoding sebagai alat bantu dalam pengambilan kebijakan pengelolaan sumber daya perairan. Diskusi berlangsung hangat, terutama mengenai tantangan implementasi metode ini di lapangan, termasuk ketersediaan laboratorium, basis data genetik, dan kebutuhan sumber daya manusia yang terampil. Dr. Sulistiowati selaku moderator juga menekankan pentingnya kolaborasi antar lembaga riset dan pendidikan dalam mengembangkan aplikasi eDNA dan metabarcoding secara luas. Webinar ini diharapkan mampu menjadi titik awal penguatan riset-riset multidisipliner yang menggabungkan ilmu molekuler, ekologi, dan akuakultur. Penyelenggaraan SINNTECH Webinar#25 ini merupakan bagian dari komitmen Program Studi Magister Ilmu Perikanan UGM untuk terus mendorong inovasi dan keilmuan berbasis bukti. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan peserta memperoleh pengetahuan yang aplikatif dan inspiratif untuk pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Kegiatan ini sejalan dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu, poin ke 14 : Menjaga Ekosistem Laut, dan poin ke-17 : Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Rafi Sukma Aulia

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Mahasiswa MIP Pandu Acara SinnTech 24: A Sustainable Solution for Aquaculture

Yogyakarta, 30 April 2025 – Webinar bertajuk “Utilization of Local Raw Materials for Fish Feed: A Sustainable Solution for Aquaculture” sukses diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan SinnTech 24 pada 30 April 2025. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai institusi perikanan dan kelautan di Indonesia. Kegiatan ini menjadi wadah diskusi ilmiah mengenai upaya pemanfaatan bahan baku lokal untuk mendukung keberlanjutan dalam industri pakan akuakultur. Acara ini juga dipandu oleh Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Perikanan Angkatan 2024 Ganjil yakni Galuh Wulanuari. Webinar ini tentunya dapat menjadi ajang bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan public speaking, membangun kepercayaan diri, serta memperluas jejaring sosial.

Webinar SinnTech menghadirkan dua narasumber yang berbagi wawasan mengenai bahan pakan alternatif yang menggunakan sumber daya lokal. Narasumber pertama yakni Associate Professor Dr. Ainulyakin H. Imlani dari Mindanao State University, yang memaparkan potensi bahan pakan ikan alternatif. Ia mengungkapkan bahwa ketergantungan terhadap bahan pakan konvensional, seperti fishmeal dan soybean meal, tidak lagi berkelanjutan karena ketersediaannya yang terbatas akibat overfishing dan konversi lahan. Dr. Ainulyakin memperkenalkan berbagai bahan pakan lokal bernutrisi tinggi dan ekonomis, seperti serangga, tanaman, alga, serta produk samping agro-industri, yang dapat digunakan sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Sementara itu, Dr. Senny Helmiati, S.Pi., M.Sc., dari Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM, berbagi hasil penelitiannya mengenai potensi serangga dan tanaman sebagai bahan pakan ikan. Salah satunya adalah larva Black Soldier Fly (BSF) yang memiliki kandungan protein yang tinggi, yang dapat diperoleh dari media budidaya seperti ampas kopi dan limbah roti. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan limbah organik lokal dapat mengurangi dampak lingkungan sekaligus menghasilkan pakan ikan yang berkualitas. Kegiatan ini turut mendukung tujuan SDGs pada poin SDG (2): Tanpa Kelaparan dan SDG (14): Kehidupan di Bawah Air, yang mendukung ketahanan pangan serta pelestarian ekosistem laut melalui inovasi berbasis sumber daya terbarukan, serta SDG (17): Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Fathurrahman Kafi

Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Perikanan Bangga : Kisah Al Fajar Alam Meraih Gelar Wisudawan Terbaik Tingkat Fakultas Pertanian UGM

Yogyakarta – Al Fajar Alam, mahasiswa Program Magister Ilmu Perikanan (MIP) Universitas Gadjah Mada (UGM), berhasil meraih predikat wisudawan terbaik di Fakultas Pertanian. Dengan peminatan Manajemen Sumberdaya Akuatik, Al Fajar memilih program studi ini karena sangat relevan dengan pekerjaannya. Al Fajar bekerja sebagai Syahbandar di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dalam menjalankan tugasnya, ia perlu memahami berbagai aspek kelautan, seperti kebijakan perikanan, stock assessment, serta oseanografi perikanan, yang semuanya tersedia dalam kurikulum MIP UGM. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk menempuh pendidikan di kampus ini demi meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya di bidang perikanan.

Keberhasilannya dalam menyelesaikan studi dengan predikat terbaik tentu tidak lepas dari strategi yang diterapkannya. Al Fajar berbagi tips dalam menjaga konsistensi selama perkuliahan, yakni dengan menetapkan tujuan yang jelas sejak awal, seperti target IPK dan waktu kelulusan. Menurutnya, memiliki tujuan yang kuat dapat menjadi motivasi saat semangat mulai menurun. Selain itu, ia menekankan pentingnya determinasi untuk selalu memberikan hasil terbaik karena setiap kesempatan tidak selalu datang dua kali. Konsistensi dalam belajar dan bekerja menjadi kunci utama yang membantunya meraih prestasi akademik ini.

Mendapatkan penghargaan sebagai wisudawan terbaik menjadi kebanggaan tersendiri bagi Al Fajar. Ia mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya karena pencapaian ini bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga bagi keluarga, dosen, serta rekan-rekan yang selalu memberikan dukungan. Perjalanan studinya penuh tantangan, terutama dalam membagi waktu antara pekerjaan dan perkuliahan, namun dengan tekad dan kerja keras, ia berhasil melewatinya dengan gemilang. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa dedikasi dan kesungguhan dalam menempuh pendidikan dapat membuahkan hasil yang luar biasa.

Dalam pesannya kepada mahasiswa lainnya, Al Fajar menekankan pentingnya menikmati setiap proses dalam perkuliahan. Menurutnya, momen belajar di kelas, mengerjakan tugas, dan menulis tesis harus dijalani dengan penuh kesadaran dan apresiasi agar beban yang dirasakan menjadi lebih ringan. Selain itu, ia juga menyarankan agar mahasiswa mampu membagi waktu dengan baik antara perkuliahan dan kehidupan pribadi. Setelah menyelesaikan tugas akademik, penting untuk tetap meluangkan waktu bersama keluarga serta menjalani hobi guna menjaga keseimbangan hidup. Tak kalah penting, menjaga kesehatan dengan istirahat yang cukup agar tetap dapat berpikir secara optimal.

Sebagai lulusan terbaik, Al Fajar memiliki harapan besar untuk Program MIP UGM agar terus berkembang dan menjadi pusat pendidikan unggulan di bidang perikanan skala internasional. Ia berharap agar kampus ini semakin maju dalam menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung mahasiswa dalam meningkatkan kompetensi akademik dan profesional mereka. Dengan kualitas pendidikan yang terus ditingkatkan, UGM dapat mencetak lulusan yang siap bersaing di tingkat global, terutama dalam bidang kelautan dan perikanan yang terus berkembang.

Selain aktif dalam akademik, Al Fajar juga memiliki pengalaman mengikuti berbagai konferensi ilmiah baik di tingkat nasional maupun internasional. Ia pernah berpartisipasi dalam The 7th Asian Society of Ichtyologist International Conferece Univeriti Sains Malaysia, The 6th EMBRIO International Symposium Institut Pertanian Bogor, The 12th Asian Ocean Color Workshop Universitas Udayana-Bali, Seminar Nasional Perikanan Indonesia ke-25 Politeknik AUP-Jakarta, The 8th International Conference on Tropical Region Universitas Diponegoro, The 5th International Conference on Fisheries and Marine Research Universitas Brawijaya, yang memperkaya wawasannya dalam bidang perikanan. Melalui pengalaman ini, ia semakin memahami dinamika global di sektor kelautan serta tantangan yang dihadapi industri perikanan di berbagai negara. Dengan pengalaman dan keilmuannya, ia siap untuk terus berkontribusi dalam pengembangan sektor perikanan Indonesia ke depannya. Kisah wisudawan terbaik ini sesuai dengan tujuan global atau SDGS pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu, Poin ke-9 : Infrastruktur, Industri, dan Inovasi, serta poin ke-17 : Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Rafi Sukma Aulia
Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc

Mengenal Lebih Dalam Perikanan Program Studi Magister Ilmu Perikanan melalui Academic Traveling 2024

Program Studi Magister Ilmu Perikanan Departemen Perikanan UGM telah melaksanakan Program Academic Traveling pada tanggal 21 – 22 Oktober 2024. Kegiatan yang dijalankan diantaranya adalah Kuliah Umum dan Diseminasi Hasil Penelitian Program Magister Perikanan dan Kelautan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman (FPIK UNSOED), Purwokerto. Kegiatan ini juga diikuti institusi lain yaitu Magister Manajemen Sumberdaya Perikanan, Magister Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Magister Sumberdaya Akuatik dan Magister Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman.

 

 

 

 

 

 

Kuliah Umum dan Diseminasi diawali dengan pembukaan oleh Dekan FPIK UNSOED, Prof. Dr. Endang Hilmi, S.Hut., M.Si. Acara Kuliah Umum yang berlangsung dibawakan oleh dua narasumber, yaitu Dr. Eko Setyobudi, S.Pi, M.Si. dari Magister Ilmu Perikanan UGM sebagai Koordinator Wilayah DIY Masyarakat Iktiologi Indonesia. Dr. Eko Setyobudi membawakan materi dengan tema ”Anisakis (Nematoda) Keterkaitannya dengan Manusia dan Perkembangan Penelitiannya di Indonesia.” Narasumber berikutnya adalah Dr. Anindita Sabdaningsih, S.Si., M.Si. dari Magister Sumberdaya Perikanan UNDIP dengan tema, ”Mitigasi Resistensi Anti Mikroba di Lingkungan Pesisir.” Sesi terakhir dari Kuliah Umum menampilkan sesi presentasi hasil penelitian mahasiswa dari perwakilan setiap program studi. Universitas Jenderal Soedirman diwakili oleh tiga mahasiswa, Universitas Diponegoro diwakili oleh lima mahasiswa, sementara Universitas Gadjah Mada diwakili oleh dua mahasiswa yaitu, Nicholas Sidharta dan Diva Faza Falah Andri.

 

 

 

 

 

 

Samsuri Djamal selaku salah satu partisipan program Academic Traveling 2024 mengungkapkan bahwa program ini memberikan pengalaman pertama yang berkesan saat menjadi mahasiswa Magister Ilmu Perikanan. Dua narasumber yang dihadirkan dalam program ini memberikan insight baru terhadap permasalahan terkini dibidang perikanan. Tidak hanya memberikan kesempatan dalam meraih informasi berharga melalui Kuliah Umum dan Diseminasi, program ini juga menjadi motivasi untuk dapat menjadi presenter dalam Diseminasi berikutnya pada Program Academic Traveling 2025. Selain itu, Samsuri Djamal juga mengatakan bahwa program ini memberikan ruang untuk berbagi informasi dan menguatkan relasi sesama mahasiswa Magister Ilmu Perikanan. Kegiatan Academic Traveling 2024 Magister Ilmu Perikanan ini diharapkan dapat mendukung keberhasilan SDGs, utamanya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastuktur, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, SDG 14: Ekosistem Lautan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Galuh Wulanuari

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han)

Pelatihan Peralatan Kelautan MTCRC: Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Perikanan UGM

Upaya penguatan kapasitas sumberdaya manusia dalam bidang kelautan terus dilakukan oleh UGM bekerjasama dengan Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC). Pada Juli 2024, diselenggarakan program Marine Equipment Training -bagian dari proyek Official Development Assistance (ODA)- untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa penerima beasiswa MTCRC. Program ini dijalankan dua gelombang pada tanggal 15 – 18 Juli 2024, dan gelombang kedua pada tanggal 22 – 25 Juli 2024. Program marine equipment training diikuti mahasiswa yang berasal dari universitas seperti; ITB, IPB, UNDIP, UGM, UNHAS, dan UNPATTI. Fokus utama pelatihan adalah mengarahkan peserta untuk memahami dan mengoperasikan peralatan survei kelautan canggih yang banyak digunakan saat ini. Peralatan survei kelautan yang dimaksud seperti Multi-Beam Echo Sounder (MBES), Sub-Bottom Profiler (SBP), Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP), dan Conductivity, Temperature, and Depth (CTD). Dr. Hansan Park, Direktur Korea-Indonesia MTCRC, membuka program ini dengan menekankan pentingnya pelatihan ini dalam meningkatkan kapasitas peserta untuk mendukung pengembangan ilmu kelautan di Indonesia.

Dr. Eko Setyobudi, (Kepala Program Studi Magister Ilmu Perikanan Universitas Gadjah Mada) menyatakan perlu adanya keterampilan teknis dalam teknologi survei kelautan untuk mendukung karier para peserta di masa depan. UGM mengirimkan mahasiswanya untuk menghadiri kegiatan ini, dimana pada gelombang pertama, delegasi UGM terdiri atas Anisah Luthfi Purboasih dan William Ariel Nanlohy dari Departemen Perikanan. Sementara itu, pada gelombang kedua, UGM mengirimkan empat mahasiswa Magister Ilmu Perikanan, yaitu Theresia Adven Dea Kristiani, Arum Ulfah Dewantari, Nicholas Sidharta, dan Diva Faza Falah Andri.

Melalui partisipasi aktif mahasiswanya, UGM menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia di sektor kelautan dan perikanan Indonesia. Program ini diharapkan menjadi langkah awal dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa untuk menghadapi tantangan global di bidang ilmu kelautan.

Pada penutupan pelatihan, Nicholas Sidharta dari UGM dinobatkan sebagai salah satu peserta terbaik. Penghargaan ini mencerminkan kemampuan dan antusiasme peserta dalam menyerap materi pelatihan. Selain memperluas wawasan teknologi survei kelautan, program ini juga memperkuat kolaborasi antara akademisi dan peneliti dari berbagai universitas di Indonesia. Program pelatihan ini secara langsung mendukung beberapa tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs), antara lain SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, SDG 14: Ekosistem Lautan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Galuh Wulanuari

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han).

Mahasiswa Magister Ilmu Perikanan UGM Wakili Indonesia dalam Program ECOP di Korea Selatan

Lima mahasiswa Magister Bidang Perikanan dan Kemaritiman dari berbagai Universitas di Indonesia mengikuti program Early Career Ocean Professional (ECOP) di Korea Selatan pada 11-16 Juni 2024. Program ini, yang didanai oleh Official Development Assistance (ODA) KIOTEC dan diprakarsai oleh Korea-Indonesia MTCRC, bertujuan untuk memperluas wawasan peserta dalam tata kelola maritim. Mahasiswa tersebut berasal dari UGM, UNDIP, UNPATTI, ITB, dan UNHAS, yang tergabung dalam delegasi Indonesia bersama pemangku kepentingan dari Kemenko Marves, KKP, BMKG, Bappenas, dan institusi lainnya. Perwakilan mahasiswa Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM dalam program ini adalah Nicholas Sidharta, mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Perikanan.

Dalam program ini, para peserta mengikuti serangkaian kegiatan profesional dan budaya. Salah satu acara utama adalah penandatanganan kerja sama IA ODA KIOTEC di Park Hyatt Busan yang dihadiri oleh pejabat penting dari Indonesia dan Korea Selatan. Selain itu, delegasi mengunjungi berbagai institusi seperti Korea Institute of Ocean Science and Technology (KIOST), National Institute of Fisheries Science (NIFS), serta fasilitas pelatihan PKNU. Para peserta juga mempelajari sejarah dan budaya Korea melalui kunjungan ke tempat-tempat bersejarah seperti UN Peace Museum, Gamcheon Cultural Village, dan Haedong Yonggung Temple.

Di luar kegiatan profesional, program ini juga memberikan pengalaman budaya yang berkesan bagi para peserta. Mereka menjelajahi Busan, Seoul, dan Incheon, mengunjungi destinasi seperti Lotte World Mall, Seoul Sky Tower, dan Songdo Hanok Village. Kegiatan ini tidak hanya memperkaya pemahaman mereka tentang kemaritiman, tetapi juga mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan Korea Selatan. Program ECOP ini menjadi kesempatan berharga bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar dan berjejaring dalam lingkup internasional. Selain itu, program ini juga diharapkan mendukung beberapa tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu, SDG 4: Pendidikan Berkualitas dengan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh wawasan dan pengalaman pendidikan berkualitas melalui pelatihan profesional, pembelajaran di institusi maritim terkemuka, dan keterlibatan dalam forum internasional, SDG 11: Sustainable Cities and Communities, SDG 13: Climate Action, SDG 14: Kehidupan Bawah Air, dan SDG 17: Partnerships for the Goals

Penulis: Nicholas Sidharta, Galuh Wulanuari
Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han)., Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.