Arsip:

SDG 14: Kehidupan Bawah Air

SinnTech Webinar #25 UGM Kupas Teknologi DNA Metabarcoding untuk Keberlanjutan Perikanan

Program Studi Magister Ilmu Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan SINNTECH Webinar#25 sebagai salah satu wadah pengayaan keilmuan bagi sivitas akademika dan masyarakat umum. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring pada hari Senin, 26 Mei 2025 dengan mengangkat tema “DNA Metabarcoding for Sustainable Aquatic Resource”. Webinar ini menghadirkan dua narasumber ahli yang membagikan pengetahuan mutakhir terkait pemanfaatan teknologi DNA metabarcoding dalam bidang perikanan dan kelautan. Moderator dalam kegiatan ini adalah Dr. Sulistiowati, S.Si., M.Si., dosen dari Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian UGM yang memandu jalannya diskusi secara dinamis dan interaktif. Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, baik mahasiswa, dosen, peneliti, maupun praktisi perikanan dari dalam dan luar institusi. Webinar ini bertujuan untuk memperluas wawasan tentang metode identifikasi organisme perairan secara genetik guna mendukung pengelolaan sumber daya hayati yang berkelanjutan. Tema yang diangkat sejalan dengan semangat Program Studi Magister Ilmu Perikanan UGM dalam menjawab tantangan global di bidang perikanan.

Pembicara pertama, Dr. Eng. Sapto Andriyono, S.Pi., M.T. dari Departemen Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, menyampaikan materi bertajuk “Biodiversity Assessment by eDNA Metabarcoding Analysis”. Dalam paparannya, beliau menjelaskan bahwa penggunaan eDNA (environmental DNA) menjadi pendekatan revolusioner dalam identifikasi keanekaragaman hayati di lingkungan perairan. Teknik ini memungkinkan deteksi spesies hanya melalui sampel air tanpa harus menangkap organisme secara langsung, sehingga dinilai lebih ramah lingkungan dan efisien. Dr. Sapto juga menyoroti pentingnya pengembangan basis data genetik untuk mendukung akurasi hasil analisis eDNA. Penerapan metode ini dinilai sangat potensial dalam pemantauan ekosistem perairan secara berkelanjutan, termasuk untuk kawasan konservasi dan wilayah pesisir yang rentan terhadap gangguan ekologis. Beliau juga membagikan pengalaman riset yang dilakukan di beberapa kawasan perairan di Indonesia, yang menunjukkan bahwa eDNA dapat mendeteksi spesies langka atau invasif secara cepat. Materi yang disampaikan memberikan gambaran komprehensif mengenai peluang riset dan pengembangan teknologi ini di masa depan.

Sementara itu, pembicara kedua, Dr. Dini Wahyu Kartika Sari, S.Pi., M.Si. dari Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, membawakan materi dengan topik “Metabarcoding of Giant Gourami Intestinal Microflora”. Beliau memaparkan bagaimana metode DNA metabarcoding diterapkan untuk mengidentifikasi komunitas mikroorganisme dalam saluran pencernaan ikan gurami (Osphronemus goramy), salah satu komoditas unggulan akuakultur di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memahami profil mikrobiota usus yang berperan penting dalam pencernaan, pertumbuhan, dan kesehatan ikan. Dr. Dini menjelaskan bahwa informasi ini dapat dimanfaatkan untuk menyusun strategi probiotik yang lebih tepat sasaran dan ramah lingkungan. Metabarcoding memungkinkan identifikasi mikroba dalam jumlah besar dengan resolusi tinggi, sehingga dapat membuka peluang inovasi dalam bidang nutrigenomik dan manajemen kesehatan ikan. Hasil riset menunjukkan adanya variasi mikroflora berdasarkan pakan dan kondisi lingkungan budidaya. Diskusi mengenai mikrobiota usus ini membuka perspektif baru bagi pengembangan budidaya ikan berbasis pendekatan molekuler.

Webinar ini mendapat sambutan antusias dari peserta yang aktif dalam sesi tanya jawab, menunjukkan tingginya minat terhadap penerapan teknologi DNA dalam bidang perikanan. Kehadiran kedua narasumber yang berkompeten memberikan wawasan baru mengenai pemanfaatan DNA metabarcoding sebagai alat bantu dalam pengambilan kebijakan pengelolaan sumber daya perairan. Diskusi berlangsung hangat, terutama mengenai tantangan implementasi metode ini di lapangan, termasuk ketersediaan laboratorium, basis data genetik, dan kebutuhan sumber daya manusia yang terampil. Dr. Sulistiowati selaku moderator juga menekankan pentingnya kolaborasi antar lembaga riset dan pendidikan dalam mengembangkan aplikasi eDNA dan metabarcoding secara luas. Webinar ini diharapkan mampu menjadi titik awal penguatan riset-riset multidisipliner yang menggabungkan ilmu molekuler, ekologi, dan akuakultur. Penyelenggaraan SINNTECH Webinar#25 ini merupakan bagian dari komitmen Program Studi Magister Ilmu Perikanan UGM untuk terus mendorong inovasi dan keilmuan berbasis bukti. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan peserta memperoleh pengetahuan yang aplikatif dan inspiratif untuk pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Kegiatan ini sejalan dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu, poin ke 14 : Menjaga Ekosistem Laut, dan poin ke-17 : Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Rafi Sukma Aulia

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Menjadi Master of Science Berkat Ketekunan dan Semangat Pantang Menyerah: Kisah Wisudawan Magister Ilmu Perikanan UGM

Yogyakarta – Sosok inspiratif dalam wisuda Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada kali ini datang dari Departemen Perikanan. Ihda Khozainul Busyro, wisudawan Magister Ilmu Perikanan, berhasil menyelesaikan studi dengan topik penelitian yang unik dan penuh tantangan. Ihda meneliti mengenai potensi bahaya alergen dari cacing Anisakis, parasit yang umum ditemukan pada ikan laut. Topik tersebut dipilih karena keamanan pangan menjadi isu yang sangat penting, terutama dalam kaitannya dengan reaksi alergi yang dapat ditimbulkan oleh Anisakis. Penelitian mengenai bahaya alergen dari Anisakis masih sangat terbatas di Indonesia, menjadikan penelitian ini memiliki nilai kebaruan yang tinggi.

Proses penelitian tidak berjalan mulus sejak awal. Pemahaman terhadap Anisakis dan konsep alergen dimulai dari dasar, mengingat topik ini sangat berbeda dari penelitian sebelumnya di jenjang sarjana. Proses deteksi alergen membutuhkan waktu lama dan mengalami banyak kegagalan. Namun, semangat untuk terus mencoba membuahkan hasil yang memuaskan. Keberhasilan penelitian ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan penuh dari dosen pembimbing, Bapak Mgs. Muh Prima Putra dan Bapak Eko Setyobudi. Selain itu, kontribusi rekan-rekan part time dan tenaga kependidikan Departemen Perikanan juga sangat berarti dalam proses penyelesaian studi.

Salah satu pengalaman paling berkesan selama menjalani pendidikan adalah keterlibatan dalam tim podcast Media Perikanan UGM. Kegiatan ini memberikan ruang untuk berkembang di luar ruang laboratorium dan memperluas wawasan dalam dunia komunikasi ilmiah.

Ihda Khozainul Busyro juga menyampaikan bahwa kontribusi ilmu perikanan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dinilai sangat luas. Ilmu perikanan memiliki peran penting dalam mendukung konservasi sumber daya hayati, pertumbuhan ekonomi biru, pengembangan teknologi tepat guna, serta menjaga ketahanan pangan berbasis hasil laut. Selain itu, rencana pasca-wisuda Ihda fokuskan pada dunia industri terlebih dahulu, dengan tetap membuka peluang untuk pengembangan karier di bidang lain, termasuk riset dan studi lanjutan.

Pesan untuk mahasiswa yang sedang menempuh studi magister, khususnya yang sedang dalam tahap penelitian, semangat dan ketekunan menjadi kunci utama. Ihda menyampaikan ketika mengalami kebuntuan, berbagi cerita dengan teman-teman bisa menjadi jalan untuk mendapatkan sudut pandang baru dan solusi yang tak terduga. Bagi Ihda Khozainul Busyro, tidak ada satu momen pun selama masa studi yang ingin diubah, karena setiap bagian dari perjalanan akademik telah membentuk karakter dan memberikan pelajaran berharga hingga akhirnya meraih gelar Master of Science. Harapan besar ditujukan kepada Program Magister Ilmu Perikanan UGM agar terus berkembang, semakin maju, dan menjadi salah satu program studi unggulan yang diperhitungkan secara nasional.

Kisah Ihda Khozainul Busyro dalam mengangkat topik penelitian mengenai Anisakis memiliki kontribusi nyata terhadap beberapa poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), antara lain, SDG 2: Zero Hunger – meningkatkan keamanan pangan hasil perikanan, SDG 3: Good Health and Well-being – mengidentifikasi risiko alergen dari produk laut terhadap kesehatan masyarakat. SDG 12: Responsible Consumption and Production – mendorong konsumsi dan produksi pangan laut yang aman dan bertanggung jawab serta  SDG 14: Life Below Water – mendukung pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan.

Penulis: Galuh Wulanuari

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

From Histamine Management to Microbial Monitoring: Key Takeaways from SinnTech #20

The 20th SinnTech Webinar, held on December 9, 2024, showcased groundbreaking insights under the theme “Risk-Based Approach in Seafood Safety.” This prestigious event featured two esteemed speakers, Novalia Rachmawati, Ph.D., a researcher at the National Research and Innovation Agency of Indonesia (BRIN), and Ayaka Nakamura, Ph.D., a lecturer at Tokyo University of Marine Science and Technology. Moderated by Indun Dewi Puspita, S.P., M.Sc., Ph.D., a fisheries academic, the session delivered invaluable knowledge on managing food safety risks in seafood and food manufacturing industries.

First Presentation regarding Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood, Dr. Novalia Rachmawati presented her work on “Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood: A Risk-Based Approach.” This session shed light on critical issues surrounding histamine formation and its impact on Indonesia’s seafood sector. Key highlights included understanding histamine, a natural toxin formed from histidine, poses risks when present in levels exceeding international safety standards (100–200 mg/kg depending on the country). In addition, Histamine poisoning (HFP) often resembles allergic reactions, causing symptoms like nausea, rash, and respiratory discomfort. The topic also explains Indonesia’s Seafood Challenges with histamine-related export rejections. Fish such as tuna and tongkol were identified as primary vehicles for histamine poisoning. Case studies revealed histamine levels exceeding permissible limits in processed fish products due to poor handling and temperature abuse. On top of that, Dr. Novalia Rachmawati highlighted a framework combining risk assessment, management, and communication to control histamine formation as a risk-based solution. Practical interventions, such as maintaining low temperatures (10–15°C) and reducing salt levels in fish processing, proved effective in minimizing risks.

 

 

Second presentation about monitoring microbial communities in food processing, Dr. Ayaka Nakamura presented her cutting-edge research on “Ensuring Food Safety: Surveillance and Monitoring of Microbial Communities in Food Manufacturing.” The focus was on Japanese Black Beef processing and strategies to extend its shelf life while ensuring microbiological safety. Key takeaways from this research include information for advanced hygiene management by using Amplicon Sequencing Analysis, Dr. Ayaka Nakamura’s team mapped microbial distributions in processing facilities, identifying harmful and non-harmful microbes on carcass surfaces and equipment during different stages of production. Not to mention, the information about tracking contamination sources has been elaborated well. A novel Core Genome MLST Analysis enabled precise identification of bacterial strains, surpassing traditional methods like PFGE and RAPD. This approach improves traceability and data sharing across laboratories. NGS technology facilitated real-time monitoring of microbial shifts, enhancing protocols to mitigate contamination risks. Identified microbes included genera like Pseudomonas and Clostridium, which vary depending on processing conditions. Dr. Nakamura’s work underscores the potential of advanced sequencing technologies in bolstering food safety through early detection and improved hygiene practices.

 

 

The webinar also highlighted the enthusiasm of the audience, who actively participated in the Q&A session. Participants engaged in insightful discussions and shared information, further enriching the event’s outcomes. The diverse audience included not only members of Universitas Gadjah Mada but also officials, academics, and students from other institutions. Some attendees even suggested potential main themes for future SinnTech webinars, demonstrating their commitment to the continuity of these valuable forums.

The topics presented in SinnTech #20 align closely with several SDGs, emphasizing their relevance to global sustainability efforts such as SDG 2: Zero Hunger, SDG 3: Good Health and Well-being, SDG 12: Responsible Consumption and Production, and SDG 14: Life Below Water.

Penulis: Galuh Wulanuari

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han)

Prestasi Mahasiswa Magister Ilmu Perikanan UGM pada Kegiatan International Conference of The Fisheries and Marine Research 2024

Sebanyak empat mahasiswa dari Program Studi Magister Ilmu Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM) berpartisipasi dalam The 5th International Conference on Fisheries and Marine Research. Konferensi yang diadakan Universitas Brawijaya ini, diselenggarakan pada 14-15 November 2024 di Malang. Nama mahasiswa yang turut serta adalah Nicholas Sidharta, Diva Faza, Theresia Adven Dea, dan Al Fajar Alam.

Konferensi internasional yang mengusung tema “Development Strategy and Technology Innovation for Sustainable Fisheries Management” menghadirkan para pakar perikanan dari berbagai negara. Pembicara kunci meliputi Hansan Park, Ph.D (Director of Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center), Assoc. Prof. Dr. Mohammad Tamrin (Vice Director, Borneo Marine Research Institute, Universiti Malaysia Sabah), Assoc. Prof. Dr. Yi-Jay Chang (National Taiwan University), Noora Barzkar, Ph.D (Universiti Malaysia Sabah), Prof. Dr. Ir. Dewa Gede Raka Wiadnya, M.Sc (Universitas Brawijaya), dan Assoc. Prof. Yuki Takahashi, Ph.D (Hokkaido University). Hasil riset terkini mengenai inovasi strategi dan teknologi untuk pengelolaan perikanan berkelanjutan disampaikan oleh para pembicara dalam sesi utama.

Mahasiswa Magister Ilmu Perikanan yang hadir pada konferensi ini berpartisipasi sebagai Oral Presenter. Topi-topik yang disampaikan yaitu: Assessing Compliance and Accuracy in Fishing Logbook Data: A Decade of Insights (Al Fajar Alam); Effect of Methacrylic Anhydride Addition on Physical Characteristics of Chitosan-Gelatin Based Tissue Adhesive Hydrogel (Diva Faza); A Study on the Perception of Irradiated Seafood in Indonesia Using Q-Methodology (Nicholas Sidharta); dan In Vitro Anti-Acne Activity of Sargassum cristaefolium Ethanolic Extract from Teluk Awur Jepara (Theresia Adven). Al Fajar Alam mendapatkan penghargaan sebagai Best Presenter berkat presentasi yang dinilai unggul dan memberikan kontribusi signifikan dalam diskusi ilmiah. Partisipasi dalam konferensi internasional ini memberikan pengalaman berharga dalam memperluas wawasan tentang pengelolaan perikanan berkelanjutan di tingkat global. Kontribusi yang diberikan melalui kegiatan ini turut meningkatkan reputasi akademik Universitas Gadjah Mada.

Mahasiswa yang mengikuti kegiatan The 5th International Conference on Fisheries and Marine Research 2024 turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Adapun SDGs yang berkaitan yaitu seperti SDG 2: Zero Hunger, SDG 9: Industry, Innovation, and Infrastructure, SDG 12: Responsible Consumption and Production, SDG 13: Climate Action, serta khususnya tujuan nomor 14: “Life Below Water”, yang menitikberatkan pada pelestarian dan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan. Pengembangan inovasi dan strategi berbasis riset yang diangkat dalam konferensi ini berkontribusi pada pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, peningkatan kesejahteraan komunitas pesisir, serta penguatan kolaborasi global untuk menghadapi tantangan sektor kelautan dan perikanan.

Penulis : Al Fajar Alam, Galuh Wulanuari

Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc; Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han).

Pelatihan Peralatan Kelautan MTCRC: Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Perikanan UGM

Upaya penguatan kapasitas sumberdaya manusia dalam bidang kelautan terus dilakukan oleh UGM bekerjasama dengan Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC). Pada Juli 2024, diselenggarakan program Marine Equipment Training -bagian dari proyek Official Development Assistance (ODA)- untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa penerima beasiswa MTCRC. Program ini dijalankan dua gelombang pada tanggal 15 – 18 Juli 2024, dan gelombang kedua pada tanggal 22 – 25 Juli 2024. Program marine equipment training diikuti mahasiswa yang berasal dari universitas seperti; ITB, IPB, UNDIP, UGM, UNHAS, dan UNPATTI. Fokus utama pelatihan adalah mengarahkan peserta untuk memahami dan mengoperasikan peralatan survei kelautan canggih yang banyak digunakan saat ini. Peralatan survei kelautan yang dimaksud seperti Multi-Beam Echo Sounder (MBES), Sub-Bottom Profiler (SBP), Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP), dan Conductivity, Temperature, and Depth (CTD). Dr. Hansan Park, Direktur Korea-Indonesia MTCRC, membuka program ini dengan menekankan pentingnya pelatihan ini dalam meningkatkan kapasitas peserta untuk mendukung pengembangan ilmu kelautan di Indonesia.

Dr. Eko Setyobudi, (Kepala Program Studi Magister Ilmu Perikanan Universitas Gadjah Mada) menyatakan perlu adanya keterampilan teknis dalam teknologi survei kelautan untuk mendukung karier para peserta di masa depan. UGM mengirimkan mahasiswanya untuk menghadiri kegiatan ini, dimana pada gelombang pertama, delegasi UGM terdiri atas Anisah Luthfi Purboasih dan William Ariel Nanlohy dari Departemen Perikanan. Sementara itu, pada gelombang kedua, UGM mengirimkan empat mahasiswa Magister Ilmu Perikanan, yaitu Theresia Adven Dea Kristiani, Arum Ulfah Dewantari, Nicholas Sidharta, dan Diva Faza Falah Andri.

Melalui partisipasi aktif mahasiswanya, UGM menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia di sektor kelautan dan perikanan Indonesia. Program ini diharapkan menjadi langkah awal dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa untuk menghadapi tantangan global di bidang ilmu kelautan.

Pada penutupan pelatihan, Nicholas Sidharta dari UGM dinobatkan sebagai salah satu peserta terbaik. Penghargaan ini mencerminkan kemampuan dan antusiasme peserta dalam menyerap materi pelatihan. Selain memperluas wawasan teknologi survei kelautan, program ini juga memperkuat kolaborasi antara akademisi dan peneliti dari berbagai universitas di Indonesia. Program pelatihan ini secara langsung mendukung beberapa tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs), antara lain SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, SDG 14: Ekosistem Lautan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Galuh Wulanuari

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han).

Mahasiswa Magister Ilmu Perikanan UGM Wakili Indonesia dalam Program ECOP di Korea Selatan

Lima mahasiswa Magister Bidang Perikanan dan Kemaritiman dari berbagai Universitas di Indonesia mengikuti program Early Career Ocean Professional (ECOP) di Korea Selatan pada 11-16 Juni 2024. Program ini, yang didanai oleh Official Development Assistance (ODA) KIOTEC dan diprakarsai oleh Korea-Indonesia MTCRC, bertujuan untuk memperluas wawasan peserta dalam tata kelola maritim. Mahasiswa tersebut berasal dari UGM, UNDIP, UNPATTI, ITB, dan UNHAS, yang tergabung dalam delegasi Indonesia bersama pemangku kepentingan dari Kemenko Marves, KKP, BMKG, Bappenas, dan institusi lainnya. Perwakilan mahasiswa Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM dalam program ini adalah Nicholas Sidharta, mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Perikanan.

Dalam program ini, para peserta mengikuti serangkaian kegiatan profesional dan budaya. Salah satu acara utama adalah penandatanganan kerja sama IA ODA KIOTEC di Park Hyatt Busan yang dihadiri oleh pejabat penting dari Indonesia dan Korea Selatan. Selain itu, delegasi mengunjungi berbagai institusi seperti Korea Institute of Ocean Science and Technology (KIOST), National Institute of Fisheries Science (NIFS), serta fasilitas pelatihan PKNU. Para peserta juga mempelajari sejarah dan budaya Korea melalui kunjungan ke tempat-tempat bersejarah seperti UN Peace Museum, Gamcheon Cultural Village, dan Haedong Yonggung Temple.

Di luar kegiatan profesional, program ini juga memberikan pengalaman budaya yang berkesan bagi para peserta. Mereka menjelajahi Busan, Seoul, dan Incheon, mengunjungi destinasi seperti Lotte World Mall, Seoul Sky Tower, dan Songdo Hanok Village. Kegiatan ini tidak hanya memperkaya pemahaman mereka tentang kemaritiman, tetapi juga mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan Korea Selatan. Program ECOP ini menjadi kesempatan berharga bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar dan berjejaring dalam lingkup internasional. Selain itu, program ini juga diharapkan mendukung beberapa tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu, SDG 4: Pendidikan Berkualitas dengan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh wawasan dan pengalaman pendidikan berkualitas melalui pelatihan profesional, pembelajaran di institusi maritim terkemuka, dan keterlibatan dalam forum internasional, SDG 11: Sustainable Cities and Communities, SDG 13: Climate Action, SDG 14: Kehidupan Bawah Air, dan SDG 17: Partnerships for the Goals

Penulis: Nicholas Sidharta, Galuh Wulanuari
Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han)., Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.