Arsip:

info

Menjadi Master of Science Berkat Ketekunan dan Semangat Pantang Menyerah: Kisah Wisudawan Magister Ilmu Perikanan UGM

Yogyakarta – Sosok inspiratif dalam wisuda Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada kali ini datang dari Departemen Perikanan. Ihda Khozainul Busyro, wisudawan Magister Ilmu Perikanan, berhasil menyelesaikan studi dengan topik penelitian yang unik dan penuh tantangan. Ihda meneliti mengenai potensi bahaya alergen dari cacing Anisakis, parasit yang umum ditemukan pada ikan laut. Topik tersebut dipilih karena keamanan pangan menjadi isu yang sangat penting, terutama dalam kaitannya dengan reaksi alergi yang dapat ditimbulkan oleh Anisakis. Penelitian mengenai bahaya alergen dari Anisakis masih sangat terbatas di Indonesia, menjadikan penelitian ini memiliki nilai kebaruan yang tinggi.

Proses penelitian tidak berjalan mulus sejak awal. Pemahaman terhadap Anisakis dan konsep alergen dimulai dari dasar, mengingat topik ini sangat berbeda dari penelitian sebelumnya di jenjang sarjana. Proses deteksi alergen membutuhkan waktu lama dan mengalami banyak kegagalan. Namun, semangat untuk terus mencoba membuahkan hasil yang memuaskan. Keberhasilan penelitian ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan penuh dari dosen pembimbing, Bapak Mgs. Muh Prima Putra dan Bapak Eko Setyobudi. Selain itu, kontribusi rekan-rekan part time dan tenaga kependidikan Departemen Perikanan juga sangat berarti dalam proses penyelesaian studi.

Salah satu pengalaman paling berkesan selama menjalani pendidikan adalah keterlibatan dalam tim podcast Media Perikanan UGM. Kegiatan ini memberikan ruang untuk berkembang di luar ruang laboratorium dan memperluas wawasan dalam dunia komunikasi ilmiah.

Ihda Khozainul Busyro juga menyampaikan bahwa kontribusi ilmu perikanan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dinilai sangat luas. Ilmu perikanan memiliki peran penting dalam mendukung konservasi sumber daya hayati, pertumbuhan ekonomi biru, pengembangan teknologi tepat guna, serta menjaga ketahanan pangan berbasis hasil laut. Selain itu, rencana pasca-wisuda Ihda fokuskan pada dunia industri terlebih dahulu, dengan tetap membuka peluang untuk pengembangan karier di bidang lain, termasuk riset dan studi lanjutan.

Pesan untuk mahasiswa yang sedang menempuh studi magister, khususnya yang sedang dalam tahap penelitian, semangat dan ketekunan menjadi kunci utama. Ihda menyampaikan ketika mengalami kebuntuan, berbagi cerita dengan teman-teman bisa menjadi jalan untuk mendapatkan sudut pandang baru dan solusi yang tak terduga. Bagi Ihda Khozainul Busyro, tidak ada satu momen pun selama masa studi yang ingin diubah, karena setiap bagian dari perjalanan akademik telah membentuk karakter dan memberikan pelajaran berharga hingga akhirnya meraih gelar Master of Science. Harapan besar ditujukan kepada Program Magister Ilmu Perikanan UGM agar terus berkembang, semakin maju, dan menjadi salah satu program studi unggulan yang diperhitungkan secara nasional.

Kisah Ihda Khozainul Busyro dalam mengangkat topik penelitian mengenai Anisakis memiliki kontribusi nyata terhadap beberapa poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), antara lain, SDG 2: Zero Hunger – meningkatkan keamanan pangan hasil perikanan, SDG 3: Good Health and Well-being – mengidentifikasi risiko alergen dari produk laut terhadap kesehatan masyarakat. SDG 12: Responsible Consumption and Production – mendorong konsumsi dan produksi pangan laut yang aman dan bertanggung jawab serta  SDG 14: Life Below Water – mendukung pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan.

Penulis: Galuh Wulanuari

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Perikanan Bangga : Kisah Al Fajar Alam Meraih Gelar Wisudawan Terbaik Tingkat Fakultas Pertanian UGM

Yogyakarta – Al Fajar Alam, mahasiswa Program Magister Ilmu Perikanan (MIP) Universitas Gadjah Mada (UGM), berhasil meraih predikat wisudawan terbaik di Fakultas Pertanian. Dengan peminatan Manajemen Sumberdaya Akuatik, Al Fajar memilih program studi ini karena sangat relevan dengan pekerjaannya. Al Fajar bekerja sebagai Syahbandar di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dalam menjalankan tugasnya, ia perlu memahami berbagai aspek kelautan, seperti kebijakan perikanan, stock assessment, serta oseanografi perikanan, yang semuanya tersedia dalam kurikulum MIP UGM. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk menempuh pendidikan di kampus ini demi meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya di bidang perikanan.

Keberhasilannya dalam menyelesaikan studi dengan predikat terbaik tentu tidak lepas dari strategi yang diterapkannya. Al Fajar berbagi tips dalam menjaga konsistensi selama perkuliahan, yakni dengan menetapkan tujuan yang jelas sejak awal, seperti target IPK dan waktu kelulusan. Menurutnya, memiliki tujuan yang kuat dapat menjadi motivasi saat semangat mulai menurun. Selain itu, ia menekankan pentingnya determinasi untuk selalu memberikan hasil terbaik karena setiap kesempatan tidak selalu datang dua kali. Konsistensi dalam belajar dan bekerja menjadi kunci utama yang membantunya meraih prestasi akademik ini.

Mendapatkan penghargaan sebagai wisudawan terbaik menjadi kebanggaan tersendiri bagi Al Fajar. Ia mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya karena pencapaian ini bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga bagi keluarga, dosen, serta rekan-rekan yang selalu memberikan dukungan. Perjalanan studinya penuh tantangan, terutama dalam membagi waktu antara pekerjaan dan perkuliahan, namun dengan tekad dan kerja keras, ia berhasil melewatinya dengan gemilang. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa dedikasi dan kesungguhan dalam menempuh pendidikan dapat membuahkan hasil yang luar biasa.

Dalam pesannya kepada mahasiswa lainnya, Al Fajar menekankan pentingnya menikmati setiap proses dalam perkuliahan. Menurutnya, momen belajar di kelas, mengerjakan tugas, dan menulis tesis harus dijalani dengan penuh kesadaran dan apresiasi agar beban yang dirasakan menjadi lebih ringan. Selain itu, ia juga menyarankan agar mahasiswa mampu membagi waktu dengan baik antara perkuliahan dan kehidupan pribadi. Setelah menyelesaikan tugas akademik, penting untuk tetap meluangkan waktu bersama keluarga serta menjalani hobi guna menjaga keseimbangan hidup. Tak kalah penting, menjaga kesehatan dengan istirahat yang cukup agar tetap dapat berpikir secara optimal.

Sebagai lulusan terbaik, Al Fajar memiliki harapan besar untuk Program MIP UGM agar terus berkembang dan menjadi pusat pendidikan unggulan di bidang perikanan skala internasional. Ia berharap agar kampus ini semakin maju dalam menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung mahasiswa dalam meningkatkan kompetensi akademik dan profesional mereka. Dengan kualitas pendidikan yang terus ditingkatkan, UGM dapat mencetak lulusan yang siap bersaing di tingkat global, terutama dalam bidang kelautan dan perikanan yang terus berkembang.

Selain aktif dalam akademik, Al Fajar juga memiliki pengalaman mengikuti berbagai konferensi ilmiah baik di tingkat nasional maupun internasional. Ia pernah berpartisipasi dalam The 7th Asian Society of Ichtyologist International Conferece Univeriti Sains Malaysia, The 6th EMBRIO International Symposium Institut Pertanian Bogor, The 12th Asian Ocean Color Workshop Universitas Udayana-Bali, Seminar Nasional Perikanan Indonesia ke-25 Politeknik AUP-Jakarta, The 8th International Conference on Tropical Region Universitas Diponegoro, The 5th International Conference on Fisheries and Marine Research Universitas Brawijaya, yang memperkaya wawasannya dalam bidang perikanan. Melalui pengalaman ini, ia semakin memahami dinamika global di sektor kelautan serta tantangan yang dihadapi industri perikanan di berbagai negara. Dengan pengalaman dan keilmuannya, ia siap untuk terus berkontribusi dalam pengembangan sektor perikanan Indonesia ke depannya. Kisah wisudawan terbaik ini sesuai dengan tujuan global atau SDGS pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu, Poin ke-9 : Infrastruktur, Industri, dan Inovasi, serta poin ke-17 : Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Rafi Sukma Aulia
Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc

From Histamine Management to Microbial Monitoring: Key Takeaways from SinnTech #20

The 20th SinnTech Webinar, held on December 9, 2024, showcased groundbreaking insights under the theme “Risk-Based Approach in Seafood Safety.” This prestigious event featured two esteemed speakers, Novalia Rachmawati, Ph.D., a researcher at the National Research and Innovation Agency of Indonesia (BRIN), and Ayaka Nakamura, Ph.D., a lecturer at Tokyo University of Marine Science and Technology. Moderated by Indun Dewi Puspita, S.P., M.Sc., Ph.D., a fisheries academic, the session delivered invaluable knowledge on managing food safety risks in seafood and food manufacturing industries.

First Presentation regarding Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood, Dr. Novalia Rachmawati presented her work on “Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood: A Risk-Based Approach.” This session shed light on critical issues surrounding histamine formation and its impact on Indonesia’s seafood sector. Key highlights included understanding histamine, a natural toxin formed from histidine, poses risks when present in levels exceeding international safety standards (100–200 mg/kg depending on the country). In addition, Histamine poisoning (HFP) often resembles allergic reactions, causing symptoms like nausea, rash, and respiratory discomfort. The topic also explains Indonesia’s Seafood Challenges with histamine-related export rejections. Fish such as tuna and tongkol were identified as primary vehicles for histamine poisoning. Case studies revealed histamine levels exceeding permissible limits in processed fish products due to poor handling and temperature abuse. On top of that, Dr. Novalia Rachmawati highlighted a framework combining risk assessment, management, and communication to control histamine formation as a risk-based solution. Practical interventions, such as maintaining low temperatures (10–15°C) and reducing salt levels in fish processing, proved effective in minimizing risks.

 

 

Second presentation about monitoring microbial communities in food processing, Dr. Ayaka Nakamura presented her cutting-edge research on “Ensuring Food Safety: Surveillance and Monitoring of Microbial Communities in Food Manufacturing.” The focus was on Japanese Black Beef processing and strategies to extend its shelf life while ensuring microbiological safety. Key takeaways from this research include information for advanced hygiene management by using Amplicon Sequencing Analysis, Dr. Ayaka Nakamura’s team mapped microbial distributions in processing facilities, identifying harmful and non-harmful microbes on carcass surfaces and equipment during different stages of production. Not to mention, the information about tracking contamination sources has been elaborated well. A novel Core Genome MLST Analysis enabled precise identification of bacterial strains, surpassing traditional methods like PFGE and RAPD. This approach improves traceability and data sharing across laboratories. NGS technology facilitated real-time monitoring of microbial shifts, enhancing protocols to mitigate contamination risks. Identified microbes included genera like Pseudomonas and Clostridium, which vary depending on processing conditions. Dr. Nakamura’s work underscores the potential of advanced sequencing technologies in bolstering food safety through early detection and improved hygiene practices.

 

 

The webinar also highlighted the enthusiasm of the audience, who actively participated in the Q&A session. Participants engaged in insightful discussions and shared information, further enriching the event’s outcomes. The diverse audience included not only members of Universitas Gadjah Mada but also officials, academics, and students from other institutions. Some attendees even suggested potential main themes for future SinnTech webinars, demonstrating their commitment to the continuity of these valuable forums.

The topics presented in SinnTech #20 align closely with several SDGs, emphasizing their relevance to global sustainability efforts such as SDG 2: Zero Hunger, SDG 3: Good Health and Well-being, SDG 12: Responsible Consumption and Production, and SDG 14: Life Below Water.

Penulis: Galuh Wulanuari

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han)

Panduan Pengisian Simaster OBA

Panduan Pengisian Simaster OBA oleh Departemen Perikanan dapat diakses melalui laman berikut ini:

  1. Link Video Panduan Pengisian: https://youtu.be/VDaEQDo7m74
  2. Modul Panduan Pengisian Simaster OBA (.pdf): https://bit.ly/PanduanSimasterOBA

Prestasi Mahasiswa Magister Ilmu Perikanan UGM pada Kegiatan International Conference of The Fisheries and Marine Research 2024

Sebanyak empat mahasiswa dari Program Studi Magister Ilmu Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM) berpartisipasi dalam The 5th International Conference on Fisheries and Marine Research. Konferensi yang diadakan Universitas Brawijaya ini, diselenggarakan pada 14-15 November 2024 di Malang. Nama mahasiswa yang turut serta adalah Nicholas Sidharta, Diva Faza, Theresia Adven Dea, dan Al Fajar Alam.

Konferensi internasional yang mengusung tema “Development Strategy and Technology Innovation for Sustainable Fisheries Management” menghadirkan para pakar perikanan dari berbagai negara. Pembicara kunci meliputi Hansan Park, Ph.D (Director of Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center), Assoc. Prof. Dr. Mohammad Tamrin (Vice Director, Borneo Marine Research Institute, Universiti Malaysia Sabah), Assoc. Prof. Dr. Yi-Jay Chang (National Taiwan University), Noora Barzkar, Ph.D (Universiti Malaysia Sabah), Prof. Dr. Ir. Dewa Gede Raka Wiadnya, M.Sc (Universitas Brawijaya), dan Assoc. Prof. Yuki Takahashi, Ph.D (Hokkaido University). Hasil riset terkini mengenai inovasi strategi dan teknologi untuk pengelolaan perikanan berkelanjutan disampaikan oleh para pembicara dalam sesi utama.

Mahasiswa Magister Ilmu Perikanan yang hadir pada konferensi ini berpartisipasi sebagai Oral Presenter. Topi-topik yang disampaikan yaitu: Assessing Compliance and Accuracy in Fishing Logbook Data: A Decade of Insights (Al Fajar Alam); Effect of Methacrylic Anhydride Addition on Physical Characteristics of Chitosan-Gelatin Based Tissue Adhesive Hydrogel (Diva Faza); A Study on the Perception of Irradiated Seafood in Indonesia Using Q-Methodology (Nicholas Sidharta); dan In Vitro Anti-Acne Activity of Sargassum cristaefolium Ethanolic Extract from Teluk Awur Jepara (Theresia Adven). Al Fajar Alam mendapatkan penghargaan sebagai Best Presenter berkat presentasi yang dinilai unggul dan memberikan kontribusi signifikan dalam diskusi ilmiah. Partisipasi dalam konferensi internasional ini memberikan pengalaman berharga dalam memperluas wawasan tentang pengelolaan perikanan berkelanjutan di tingkat global. Kontribusi yang diberikan melalui kegiatan ini turut meningkatkan reputasi akademik Universitas Gadjah Mada.

Mahasiswa yang mengikuti kegiatan The 5th International Conference on Fisheries and Marine Research 2024 turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Adapun SDGs yang berkaitan yaitu seperti SDG 2: Zero Hunger, SDG 9: Industry, Innovation, and Infrastructure, SDG 12: Responsible Consumption and Production, SDG 13: Climate Action, serta khususnya tujuan nomor 14: “Life Below Water”, yang menitikberatkan pada pelestarian dan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan. Pengembangan inovasi dan strategi berbasis riset yang diangkat dalam konferensi ini berkontribusi pada pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, peningkatan kesejahteraan komunitas pesisir, serta penguatan kolaborasi global untuk menghadapi tantangan sektor kelautan dan perikanan.

Penulis : Al Fajar Alam, Galuh Wulanuari

Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc; Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han).

Pelatihan Peralatan Kelautan MTCRC: Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Perikanan UGM

Upaya penguatan kapasitas sumberdaya manusia dalam bidang kelautan terus dilakukan oleh UGM bekerjasama dengan Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC). Pada Juli 2024, diselenggarakan program Marine Equipment Training -bagian dari proyek Official Development Assistance (ODA)- untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa penerima beasiswa MTCRC. Program ini dijalankan dua gelombang pada tanggal 15 – 18 Juli 2024, dan gelombang kedua pada tanggal 22 – 25 Juli 2024. Program marine equipment training diikuti mahasiswa yang berasal dari universitas seperti; ITB, IPB, UNDIP, UGM, UNHAS, dan UNPATTI. Fokus utama pelatihan adalah mengarahkan peserta untuk memahami dan mengoperasikan peralatan survei kelautan canggih yang banyak digunakan saat ini. Peralatan survei kelautan yang dimaksud seperti Multi-Beam Echo Sounder (MBES), Sub-Bottom Profiler (SBP), Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP), dan Conductivity, Temperature, and Depth (CTD). Dr. Hansan Park, Direktur Korea-Indonesia MTCRC, membuka program ini dengan menekankan pentingnya pelatihan ini dalam meningkatkan kapasitas peserta untuk mendukung pengembangan ilmu kelautan di Indonesia.

Dr. Eko Setyobudi, (Kepala Program Studi Magister Ilmu Perikanan Universitas Gadjah Mada) menyatakan perlu adanya keterampilan teknis dalam teknologi survei kelautan untuk mendukung karier para peserta di masa depan. UGM mengirimkan mahasiswanya untuk menghadiri kegiatan ini, dimana pada gelombang pertama, delegasi UGM terdiri atas Anisah Luthfi Purboasih dan William Ariel Nanlohy dari Departemen Perikanan. Sementara itu, pada gelombang kedua, UGM mengirimkan empat mahasiswa Magister Ilmu Perikanan, yaitu Theresia Adven Dea Kristiani, Arum Ulfah Dewantari, Nicholas Sidharta, dan Diva Faza Falah Andri.

Melalui partisipasi aktif mahasiswanya, UGM menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia di sektor kelautan dan perikanan Indonesia. Program ini diharapkan menjadi langkah awal dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa untuk menghadapi tantangan global di bidang ilmu kelautan.

Pada penutupan pelatihan, Nicholas Sidharta dari UGM dinobatkan sebagai salah satu peserta terbaik. Penghargaan ini mencerminkan kemampuan dan antusiasme peserta dalam menyerap materi pelatihan. Selain memperluas wawasan teknologi survei kelautan, program ini juga memperkuat kolaborasi antara akademisi dan peneliti dari berbagai universitas di Indonesia. Program pelatihan ini secara langsung mendukung beberapa tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs), antara lain SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, SDG 14: Ekosistem Lautan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Galuh Wulanuari

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han).