Arsip:

berita

2nd International Symposium on Marine and Fisheries Research

Indonesia merupakan salah satu kontributor utama produksi perikanan dunia dan sebagai penghasil kedua ikan terbesar dari perikanan tangkap maupun akuakultur. Untuk tanaman air, khususnya rumput laut, FAO (2016) melaporkan bahwa Indonesia merupakan penyumbang utama pertumbuhan produksi tanaman air dunia dengan pertumbuhan produksi rumput laut tahunan lebih dari 10 kali (2005-2014) dan menghasilkan produksi rumput laut sebesar 36.9% dari total produksi dunia pada tahun 2014. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dengan luas samudra mencapai 5,8 juta km2, dengan lebih dari 17.504 pulau, dan garis pantai 95.185 km, garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Selain wilayah laut, Indonesia juga ditutupi oleh air tawar dengan luas total 55 juta hektar, yang terdiri dari 11,95 juta hektar sungai, 2,1 juta hektar danau dan waduk, dan 39,4 juta hektar rawa. Indonesia juga memiliki potensi perikanan dan kelautan yang besar, termasuk keanekaragaman hayati yang menjadi sumber vital bagi perkembangan ekonomi bangsa.

Diberkahi dengan luas perairan dan lautan, produksi perikanan Indonesia berpotensi ditingkatkan. Di sisi lain, peningkatan populasi dunia dan kebutuhan makanan dan gizi yang lebih baik akan meningkatkan permintaan produksi ikan. Rata-rata konsumsi ikan dunia terus meningkat, dari rata-rata 6 kg / kapita / tahun pada tahun 1950, menjadi 19.2 kg pada tahun 2012, dengan total konsumsi ikan meningkat dari 50 juta ton pada awal 1960 menjadi hampir tiga kali kenaikan jumlahnya. Pada 2014, tingkat konsumsi ikan di Indonesia adalah 38 Kg / kapita / tahun dari target nasional 40 Kg / kapita / tahun (KKP, 2015).

Fakta di atas menunjukkan gambaran yang jelas tentang peluang perikanan global, oleh karena itu pengembangan sektor perikanan harus diarahkan untuk membangun sektor perikanan yang maju, efisien, dan tangguh untuk memanfaatkan sumber daya perikanan dengan tanggung jawab. Pengembangan sektor perikanan juga diarahkan untuk memanfaatkan peluang pasar yang cukup besar. Upaya untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dalam konteks ketahanan pangan (sumber protein) dan keamanan, menyediakan bahan baku industri, menyediakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Sektor perikanan diharapkan bisa menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan memiliki peran penting dalam pembangunan nasional, sekaligus berkontribusi terhadap pasokan pangan global.

Sebagaimana diamanatkan dalam Pedoman Perilaku untuk Perikanan yang Bertanggung Jawab (CCRF), pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan, termasuk kegiatan penangkapan, akuakultur, dan pasca panen harus diarahkan untuk menjaga kualitas, keragaman dan ketersediaan pangan untuk masa sekarang dan masa depan. Generasi. Oleh karena itu, setiap tahap pemanfaatan, budidaya dan kegiatan pasca panen harus didasarkan pada data dan informasi yang berasal dari penelitian yang terstruktur dan terencana, terukur, dan berkelanjutan. Pengembangan sains dan teknologi di sektor kelautan dan perikanan sangat dibutuhkan untuk memperbaiki dan menjamin efisiensi, serta keberlanjutan, produksi dan pemanfaatan sumber daya. Sinergi antara kegiatan penelitian dan pengembangan menjadi sangat penting sehingga hasil penelitian memberikan kontribusi nyata dalam memastikan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan global.

International Symposium on Marine and Fisheries Research (ISMFR) merupakan tindak lanjut dari kegiatan Seminar Nasional Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan (Semnaskan) UGM yang rutin dilakukan setiap tahun oleh Departemen Perikanan UGM, dan tahun ini merupakan tahun ke-14. Berbekal pengalaman selama 14 tahun penyelenggaraan Semnaskan serta melihat antusiasme peserta dalam berpartisipasi dan peningkatan kualitas makalah dari tahun ke tahun, Departemen Perikanan UGM merasakan perlunya mengembangkan forum ilmiah ini ke ranah internasional. Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai salah satu universitas terkemuka di Indonesia turut berperan dalam menyumbang sektor perikanan dunia. Sejak tahun 1963, UGM telah mempromosikan pengembangan program studi perikanan seperti yang direalisasikan dengan pembentukan Departemen Perikanan. Dalam pembukaannya, Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng. menyampaikan Kontribusi Departemen Perikanan UGM dalam bidang perikanan diantaranya adalah kerjasama dengan Australia untuk menentukan wabah WSD di tambak udang kecil di Indonesia, memperbaiki pengelolaan kesehatan ikan dan protokol produksi di akuakultur ikan laut di Indonesia dan Australia. UGM juga telah berkolaborasi dengan Selandia Baru untuk melakukan pengembangan produk perikanan berkelanjutan di Nusa Tenggara Timur. Kami juga berkolaborasi dengan Republik Salomon untuk memberikan pelatihan pengembangan rumput laut dan pengembangan produk. International Symposium on Marine and Fisheries Research (ISMFR) adalah seminar internasional yang diselenggarakan oleh Departemen Perikanan UGM setiap dua tahun sekali. Kegiatan ISMFR mendukung penelitian unggulan UGM di bidang kelautan dan perikanan. Simposium internasional ini memberikan akses informasi dan pertukaran pengalaman dalam perikanan untuk mendukung transfer pengetahuan dan teknologi guna memperkuat sektor perikanan dunia.

ISMFR II diadakan pada tanggal 24-25 Juli 2017 di Eastparc Hotel. Tema simposium kali ini adalah “tropical marine and fisheries resources in a changing environment” dan terdiri dari empat sesi, yaitu Ilmu Kelautan, Manajemen Sumberdaya Perikanan, Budidaya, dan Teknologi Pengolahan Ikan. Ada 11 pembicara utama yang berasal dari Australia, Indonesia, Jepang, Korea, dan Malaysia. Jumlah peserta simposium adalah 154 dan berasal dari 5 negara yang berbeda, yaitu India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, dan Sri Lanka. Untuk ISMFR 2017, kami menerima 88 presenter oral dan 18 presenter poster. Sebagian besar peserta berasal dari universitas (134 peserta) dan sisanya dari lembaga penelitian/badan riset (14 peserta), LSM (3 peserta), dan kementerian dan pemkab (3 peserta).

Budidaya Perikanan Harus Sesuai Konsep Pembangunan Berkelanjutan

YOGYAKARTA – Potensi sumber daya budidaya perikanan di Indonesia sangatlah besar. Saat ini Indonesia menjadi Negara penyumbang bahan makanan dari budiaya perikanan terbesar ke-4 di dunia, sesudah China, India, Vietnam. Meskipun demikian, konsumsi ikan di Indonesia tidak merata, di luar jawa pada umumnya tinggi dari rata-rata (30,17 kg/kapita), sedangkan di Jawa lebih rendah bahkan kurang dari 20 kg/kapita.

Prof. Dr. Ir. Rustadi, M.Sc.

Hal itu disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Rustadi, M.Sc., dalam pidato pengukuhan guru besar Fakultas Pertanian UGM yang berlangsung di ruang balai senat, Rabu (16/11). Menurut Rustadi, budidaya perikanan semakin penting peranannya secara nasional maupun global. Karena kontribusinya dalam penyediaan bahan makanan berprotein, lapangan kerja, pendapatan, lingkungan dan pengentasan kemiskinan sangatlah besar.

Namun demikian, beberapa tipe budidaya perikanan telah menurunkan keanekaragaman dan pencemaran genetik, konservasi lahan yang mengarah pada perusakan habitat dan pencemaran lingkungan dan wabah penyakit. “Upaya peningkatan produksi muncul beberapa kendala dalam budidaya perikanan karena masih kurang sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan,” katanya.

Oleh karena itu, dia mengusulkan pembangunan berkelanjutan dalam budidaya perikanan seharusnya menerapkan budidaya perikanan sesuai daya dukung, pengembangan ikan dengan trofik makanan pendek, system budiaya polikukltur dan budidaya terpadu, penerapan budidaya yang ramah lingkungan, substitusi tepung dan minyak ikan dengan bahan alternatif, pengendalian penyakit dan penebaran benih tahan penyakit serta penerapan bio-safety.

Akibat penurunan keanekaragaman dan pencemaran genetik, konversi lahan, pencemaran lingkungn, wabah parasit dan penyakit, perlu diatasi dengan menerapkan budidaya ikan sesuai dengan daya dukung, budidaya ikan dengan trofik makanan pendek, sistem polikultur dan terpadu, pengelolaan budidaya perikanan yang ramah lingkungan, pengendalia penyakit dan penggunaann benih tahan penyakit dan biosafety. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Sumber

Rilis UGM: Peringati Usia Setengah Abad, Jurusan Perikanan ingin Jadi Fakultas

YOGYAKARTA – Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian UGM, berencana mengajukan proposal kepada Senat Akademik Universitas untuk berubah menjadi Fakultas. Langkah tersebut dilakukan untuk merespon kebutuhan sumber daya manusia di bidang perikanan dan kelautan serta kesiapan jurusan untuk menjadi fakultas. Menurut Ketua jurusan Perikanan, Prof. Dr. Ir. Rustadi, M.Sc., Perikanan UGM sudah memenuhi syarat untuk menjadi Fakultas. “Jumlah dosen Perikanan ada 28 orang. Sekitar 60% doktor dan 3 profesor. Kini 5 orang tengah menempuh doktor. Ini sudah memenuhi syarat untuk mengajukan menjadi fakultas,” kata Rustadi saat memperingati setengah abad perikanan UGM, Selasa (19/3), di selasar jurusan Perikanan.

Rustadi menceritakan, Perikanan UGM sudah pernah mengajukan proposal yang sama pada tahun 1996. Namun kala itu, dengan alasan efsiensi dan pendanaan karena adanya rencana perubahan status UGM menjadi PT BHMN, usulan tersebut belum dapat dipenuhi oleh pihak universitas. “Dalam waktu dekat, kita akan mengajukan kembali,” tegasnya.

Dia menambahkan, dirinya akan berkordinasi dengan Dekan dan Senat Fakultas untuk meninjau isi proposal pengajuan menjadi fakultas yang akan diajukan ke tingkat universitas.

Menanggapi usulan tersebut, Dekan Pertanian UGM, Dr. Jamhari, SP., MP., menegaskan dirinya akan mendukung dan mengawal usulan tersebut. Namun demikian, dia meminta jurusan Perikanan untuk melakukan perombakan proposal usulan dengan mencantumkan roadmap yang jelas terkait kesiapan Perikanan untuk menjadi fakultas. “Karena banyak hal yang harus dilakukan, dari dukungan kelembagaan, infrastruktur, sumber daya hingga finansial,” katanya.

Jamhari mengakui, keinginan Perikanan yang sejak lama untuk menjadi fakultas sudah seharusnya direalisasikan karena Indonesia membutuhkan sumberdaya manusia di bidang perikanan dan kelautan. “Hampir 2/3 luas willayah Indonesia adalah perairan,” katanya.

Dalam rangka peringatan setengah abad Perikanan UGM, dilaksanakan beberapa rangkaian acara diantaranya, penerbitan buku 50 tahun Perikanan UGM ‘Mendidik Generasi Bahari’, Pertemuan Ilmiah 350 Peneliti Se-Indonesia, Fish Expo, Temu Alumni dan Family Gathering. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Sumber

 

KolamKita.com Meraih Emas pada Ajang Thailand’s Inventor Day 2018

Thailand’s inventor day merupakan sebuah kompetisi inventor bertaraf internasional yang diadakan oleh National Research and Council of Thailand (NRCT). NRCT mengadakan Thailand’s inventor day 2018 sebagai tantangan bagi para peserta untuk mendorong mereka untuk menyelesaikan masalah yang abstrak, sukar dan keras dengan alat yang mereka miliki melalui kompetisi inventor. Inventor adalah kompetisi untuk membuat sesuatu ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan Invensi, bertujuan menyelesaikan masalah dalam masyarakat. Kompetisi ini terbuka untuk seluruh masyarakat dunia yang peduli untuk bersama-sama menyelesaikan masalah-masalah dalam masyarakat. Thailand’s inventor day 2018 diadakan di BITEC (Bangkok International and Trade Center) pada tanggal 2-6 Februari 2018 diikuti oleh 32 negara di seluruh dunia dan Indonesia menjadi salah satu pesertanya.

Mahasiswa Perikanan UGM turut memeriahkan ajang tersebut. Tim KolamKita.com yang diketuai oleh Kharirotul Suhaila (Perikanan 2015) serta beranggotakan Rasyidin Caniago (Perikanan 2016), Sahala Wahyu Wardana (Elins 2016), dan Emma Nur Afifah (Ilmu Komputer 2014) mengusung sebuah inovasi untuk memenuhi semua kebutuhan budidaya perikanan. KolamKita.com adalah sebuah platform berjiwa sosial yang bertujuan untuk meningkatkan produksi di sektor budidaya ikan air tawar Indonesia. Layanan KolamKita.com terdiri dari 3 pokok utama yaitu menyediakan informasi budidaya ikan yang valid dan up to date, menyediakan kebutuhan dan paket budidaya ikan, serta menyediakan jasa marketing ikan pasca panen.

Tim KolamKita.com berhasil mendapatkan penghargaan berupa gold medal dan special award dari negara Polandia. Penilaian gold medal award dilakukan oleh para juri yang sangat berkompeten di bidangnya, sementara special award didapatkan berdasarkan ketertarikan negara lain dengan inovasi yang dibawakan oleh tim KolamKita.com. Kemenangan ini diharapkan dapat memicu peluang prestasi lainnya bagi mahasiswa Perikanan UGM.