Arsip:

berita

SinnTech Webinar #25 UGM Kupas Teknologi DNA Metabarcoding untuk Keberlanjutan Perikanan

Program Studi Magister Ilmu Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan SINNTECH Webinar#25 sebagai salah satu wadah pengayaan keilmuan bagi sivitas akademika dan masyarakat umum. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring pada hari Senin, 26 Mei 2025 dengan mengangkat tema “DNA Metabarcoding for Sustainable Aquatic Resource”. Webinar ini menghadirkan dua narasumber ahli yang membagikan pengetahuan mutakhir terkait pemanfaatan teknologi DNA metabarcoding dalam bidang perikanan dan kelautan. Moderator dalam kegiatan ini adalah Dr. Sulistiowati, S.Si., M.Si., dosen dari Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian UGM yang memandu jalannya diskusi secara dinamis dan interaktif. Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, baik mahasiswa, dosen, peneliti, maupun praktisi perikanan dari dalam dan luar institusi. Webinar ini bertujuan untuk memperluas wawasan tentang metode identifikasi organisme perairan secara genetik guna mendukung pengelolaan sumber daya hayati yang berkelanjutan. Tema yang diangkat sejalan dengan semangat Program Studi Magister Ilmu Perikanan UGM dalam menjawab tantangan global di bidang perikanan.

Pembicara pertama, Dr. Eng. Sapto Andriyono, S.Pi., M.T. dari Departemen Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, menyampaikan materi bertajuk “Biodiversity Assessment by eDNA Metabarcoding Analysis”. Dalam paparannya, beliau menjelaskan bahwa penggunaan eDNA (environmental DNA) menjadi pendekatan revolusioner dalam identifikasi keanekaragaman hayati di lingkungan perairan. Teknik ini memungkinkan deteksi spesies hanya melalui sampel air tanpa harus menangkap organisme secara langsung, sehingga dinilai lebih ramah lingkungan dan efisien. Dr. Sapto juga menyoroti pentingnya pengembangan basis data genetik untuk mendukung akurasi hasil analisis eDNA. Penerapan metode ini dinilai sangat potensial dalam pemantauan ekosistem perairan secara berkelanjutan, termasuk untuk kawasan konservasi dan wilayah pesisir yang rentan terhadap gangguan ekologis. Beliau juga membagikan pengalaman riset yang dilakukan di beberapa kawasan perairan di Indonesia, yang menunjukkan bahwa eDNA dapat mendeteksi spesies langka atau invasif secara cepat. Materi yang disampaikan memberikan gambaran komprehensif mengenai peluang riset dan pengembangan teknologi ini di masa depan.

Sementara itu, pembicara kedua, Dr. Dini Wahyu Kartika Sari, S.Pi., M.Si. dari Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, membawakan materi dengan topik “Metabarcoding of Giant Gourami Intestinal Microflora”. Beliau memaparkan bagaimana metode DNA metabarcoding diterapkan untuk mengidentifikasi komunitas mikroorganisme dalam saluran pencernaan ikan gurami (Osphronemus goramy), salah satu komoditas unggulan akuakultur di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memahami profil mikrobiota usus yang berperan penting dalam pencernaan, pertumbuhan, dan kesehatan ikan. Dr. Dini menjelaskan bahwa informasi ini dapat dimanfaatkan untuk menyusun strategi probiotik yang lebih tepat sasaran dan ramah lingkungan. Metabarcoding memungkinkan identifikasi mikroba dalam jumlah besar dengan resolusi tinggi, sehingga dapat membuka peluang inovasi dalam bidang nutrigenomik dan manajemen kesehatan ikan. Hasil riset menunjukkan adanya variasi mikroflora berdasarkan pakan dan kondisi lingkungan budidaya. Diskusi mengenai mikrobiota usus ini membuka perspektif baru bagi pengembangan budidaya ikan berbasis pendekatan molekuler.

Webinar ini mendapat sambutan antusias dari peserta yang aktif dalam sesi tanya jawab, menunjukkan tingginya minat terhadap penerapan teknologi DNA dalam bidang perikanan. Kehadiran kedua narasumber yang berkompeten memberikan wawasan baru mengenai pemanfaatan DNA metabarcoding sebagai alat bantu dalam pengambilan kebijakan pengelolaan sumber daya perairan. Diskusi berlangsung hangat, terutama mengenai tantangan implementasi metode ini di lapangan, termasuk ketersediaan laboratorium, basis data genetik, dan kebutuhan sumber daya manusia yang terampil. Dr. Sulistiowati selaku moderator juga menekankan pentingnya kolaborasi antar lembaga riset dan pendidikan dalam mengembangkan aplikasi eDNA dan metabarcoding secara luas. Webinar ini diharapkan mampu menjadi titik awal penguatan riset-riset multidisipliner yang menggabungkan ilmu molekuler, ekologi, dan akuakultur. Penyelenggaraan SINNTECH Webinar#25 ini merupakan bagian dari komitmen Program Studi Magister Ilmu Perikanan UGM untuk terus mendorong inovasi dan keilmuan berbasis bukti. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan peserta memperoleh pengetahuan yang aplikatif dan inspiratif untuk pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Kegiatan ini sejalan dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu, poin ke 14 : Menjaga Ekosistem Laut, dan poin ke-17 : Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Rafi Sukma Aulia

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Mahasiswa MIP Pandu Acara SinnTech 24: A Sustainable Solution for Aquaculture

Yogyakarta, 30 April 2025 – Webinar bertajuk “Utilization of Local Raw Materials for Fish Feed: A Sustainable Solution for Aquaculture” sukses diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan SinnTech 24 pada 30 April 2025. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai institusi perikanan dan kelautan di Indonesia. Kegiatan ini menjadi wadah diskusi ilmiah mengenai upaya pemanfaatan bahan baku lokal untuk mendukung keberlanjutan dalam industri pakan akuakultur. Acara ini juga dipandu oleh Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Perikanan Angkatan 2024 Ganjil yakni Galuh Wulanuari. Webinar ini tentunya dapat menjadi ajang bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan public speaking, membangun kepercayaan diri, serta memperluas jejaring sosial.

Webinar SinnTech menghadirkan dua narasumber yang berbagi wawasan mengenai bahan pakan alternatif yang menggunakan sumber daya lokal. Narasumber pertama yakni Associate Professor Dr. Ainulyakin H. Imlani dari Mindanao State University, yang memaparkan potensi bahan pakan ikan alternatif. Ia mengungkapkan bahwa ketergantungan terhadap bahan pakan konvensional, seperti fishmeal dan soybean meal, tidak lagi berkelanjutan karena ketersediaannya yang terbatas akibat overfishing dan konversi lahan. Dr. Ainulyakin memperkenalkan berbagai bahan pakan lokal bernutrisi tinggi dan ekonomis, seperti serangga, tanaman, alga, serta produk samping agro-industri, yang dapat digunakan sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Sementara itu, Dr. Senny Helmiati, S.Pi., M.Sc., dari Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM, berbagi hasil penelitiannya mengenai potensi serangga dan tanaman sebagai bahan pakan ikan. Salah satunya adalah larva Black Soldier Fly (BSF) yang memiliki kandungan protein yang tinggi, yang dapat diperoleh dari media budidaya seperti ampas kopi dan limbah roti. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan limbah organik lokal dapat mengurangi dampak lingkungan sekaligus menghasilkan pakan ikan yang berkualitas. Kegiatan ini turut mendukung tujuan SDGs pada poin SDG (2): Tanpa Kelaparan dan SDG (14): Kehidupan di Bawah Air, yang mendukung ketahanan pangan serta pelestarian ekosistem laut melalui inovasi berbasis sumber daya terbarukan, serta SDG (17): Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Fathurrahman Kafi

Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Malam Keakraban Magister Ilmu Perikanan: Membangun Kekompakan dan Kebersamaan

Yogyakarta, 21-22 Februari 2025 – Program Studi Magister Ilmu Perikanan (MIP) sukses menggelar acara Malam Keakraban (Makrab) yang bertujuan untuk mempererat hubungan serta memperkenalkan mahasiswa lintas angkatan. Acara ini diikuti oleh mahasiswa Magister Ilmu Perikanan angkatan 23 hingga 24 dan berlangsung di LPP Villa Kaliurang, Yogyakarta.

Kegiatan ini diawali dengan keberangkatan mahasiswa dari AGLC Fakultas Pertanian pada pukul 15.00 menuju lokasi acara. Setibanya di lokasi, peserta diberikan waktu istirahat, sholat, dan menikmati snack sebelum memulai acara utama. Malam keakraban resmi dibuka pada pukul 20.00 dengan sambutan dari Ketua Program Studi Magister Ilmu Perikanan, Dr. Ir. Eko Setyobudi, S.Pi., M.Si., serta Ketua Panitia Makrab MIP 2025, Ghufron. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sesi perkenalan masing-masing peserta.
Berbagai kegiatan menarik turut memeriahkan acara, termasuk pentas seni yang menampilkan musikalisasi puisi dan pentas kebudayaan dari Ruanda oleh mahasiswa internasional, Joas Iradukunda. Kemeriahan semakin terasa saat diumumkan pemenang kategori pentas seni terbaik yang hadiahnya diserahkan langsung oleh Bapak Eko Setyobudi. Kegiatan hari pertama diakhiri dengan sesi diskusi dan berbagi pengalaman akademik, di mana mahasiswa berbagi cerita mengenai perjuangan mereka dalam mendaftar dan menjalani studi di Program Magister Ilmu Perikanan.

Hari kedua diawali dengan sarapan bersama dan senam pagi untuk menyegarkan tubuh sebelum melanjutkan ke acara utama. Berbagai permainan seru seperti estafet karet, estafet bola, tebak kata dengan gaya, gelon (gelas balon), laba-laba, game keseimbangan, dan estafet gelas bocor menjadi sorotan utama dalam membangun kekompakan dan kerja sama tim. Acara ditutup dengan sesi tukar kado, di mana hadiah yang telah disiapkan oleh mahasiswa dibagikan secara acak melalui sistem undian. Setelah seluruh rangkaian acara selesai, mahasiswa berkemas dan kembali ke tempat masing-masing.

Kegiatan Malam Keakraban MIP 2025 memiliki keterkaitan dengan beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya SDG 4 (Quality Education) yang tercermin dalam sesi diskusi akademik, di mana mahasiswa berbagi pengalaman dan wawasan dalam dunia perkuliahan. Selain itu, kegiatan ini juga mendukung SDG 3 (Good Health and Well-being) melalui senam bersama yang mendorong gaya hidup sehat dan permainan kelompok yang membangun kebersamaan serta kesehatan mental. SDG 10 (Reduced Inequalities) juga tercermin dalam keterlibatan mahasiswa internasional dalam acara ini, menunjukkan keberagaman dan inklusivitas di lingkungan akademik. Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan semangat kebersamaan dan semangat akademik mahasiswa Magister Ilmu Perikanan semakin kuat untuk menghadapi tantangan studi di masa depan.

Penulis: Galuh Wulanuari

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Perikanan Bangga : Kisah Al Fajar Alam Meraih Gelar Wisudawan Terbaik Tingkat Fakultas Pertanian UGM

Yogyakarta – Al Fajar Alam, mahasiswa Program Magister Ilmu Perikanan (MIP) Universitas Gadjah Mada (UGM), berhasil meraih predikat wisudawan terbaik di Fakultas Pertanian. Dengan peminatan Manajemen Sumberdaya Akuatik, Al Fajar memilih program studi ini karena sangat relevan dengan pekerjaannya. Al Fajar bekerja sebagai Syahbandar di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dalam menjalankan tugasnya, ia perlu memahami berbagai aspek kelautan, seperti kebijakan perikanan, stock assessment, serta oseanografi perikanan, yang semuanya tersedia dalam kurikulum MIP UGM. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk menempuh pendidikan di kampus ini demi meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya di bidang perikanan.

Keberhasilannya dalam menyelesaikan studi dengan predikat terbaik tentu tidak lepas dari strategi yang diterapkannya. Al Fajar berbagi tips dalam menjaga konsistensi selama perkuliahan, yakni dengan menetapkan tujuan yang jelas sejak awal, seperti target IPK dan waktu kelulusan. Menurutnya, memiliki tujuan yang kuat dapat menjadi motivasi saat semangat mulai menurun. Selain itu, ia menekankan pentingnya determinasi untuk selalu memberikan hasil terbaik karena setiap kesempatan tidak selalu datang dua kali. Konsistensi dalam belajar dan bekerja menjadi kunci utama yang membantunya meraih prestasi akademik ini.

Mendapatkan penghargaan sebagai wisudawan terbaik menjadi kebanggaan tersendiri bagi Al Fajar. Ia mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya karena pencapaian ini bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga bagi keluarga, dosen, serta rekan-rekan yang selalu memberikan dukungan. Perjalanan studinya penuh tantangan, terutama dalam membagi waktu antara pekerjaan dan perkuliahan, namun dengan tekad dan kerja keras, ia berhasil melewatinya dengan gemilang. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa dedikasi dan kesungguhan dalam menempuh pendidikan dapat membuahkan hasil yang luar biasa.

Dalam pesannya kepada mahasiswa lainnya, Al Fajar menekankan pentingnya menikmati setiap proses dalam perkuliahan. Menurutnya, momen belajar di kelas, mengerjakan tugas, dan menulis tesis harus dijalani dengan penuh kesadaran dan apresiasi agar beban yang dirasakan menjadi lebih ringan. Selain itu, ia juga menyarankan agar mahasiswa mampu membagi waktu dengan baik antara perkuliahan dan kehidupan pribadi. Setelah menyelesaikan tugas akademik, penting untuk tetap meluangkan waktu bersama keluarga serta menjalani hobi guna menjaga keseimbangan hidup. Tak kalah penting, menjaga kesehatan dengan istirahat yang cukup agar tetap dapat berpikir secara optimal.

Sebagai lulusan terbaik, Al Fajar memiliki harapan besar untuk Program MIP UGM agar terus berkembang dan menjadi pusat pendidikan unggulan di bidang perikanan skala internasional. Ia berharap agar kampus ini semakin maju dalam menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung mahasiswa dalam meningkatkan kompetensi akademik dan profesional mereka. Dengan kualitas pendidikan yang terus ditingkatkan, UGM dapat mencetak lulusan yang siap bersaing di tingkat global, terutama dalam bidang kelautan dan perikanan yang terus berkembang.

Selain aktif dalam akademik, Al Fajar juga memiliki pengalaman mengikuti berbagai konferensi ilmiah baik di tingkat nasional maupun internasional. Ia pernah berpartisipasi dalam The 7th Asian Society of Ichtyologist International Conferece Univeriti Sains Malaysia, The 6th EMBRIO International Symposium Institut Pertanian Bogor, The 12th Asian Ocean Color Workshop Universitas Udayana-Bali, Seminar Nasional Perikanan Indonesia ke-25 Politeknik AUP-Jakarta, The 8th International Conference on Tropical Region Universitas Diponegoro, The 5th International Conference on Fisheries and Marine Research Universitas Brawijaya, yang memperkaya wawasannya dalam bidang perikanan. Melalui pengalaman ini, ia semakin memahami dinamika global di sektor kelautan serta tantangan yang dihadapi industri perikanan di berbagai negara. Dengan pengalaman dan keilmuannya, ia siap untuk terus berkontribusi dalam pengembangan sektor perikanan Indonesia ke depannya. Kisah wisudawan terbaik ini sesuai dengan tujuan global atau SDGS pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu, Poin ke-9 : Infrastruktur, Industri, dan Inovasi, serta poin ke-17 : Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Rafi Sukma Aulia
Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc

Bergabung ke Program Studi Magister Ilmu Perikanan melalui Beasiswa PMDSU: Percepatan Karier Akademik Menuju Doktor Muda

Beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) menjadi salah satu program unggulan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) yang dirancang untuk mempercepat lulusan doktor pada usia muda. Program ini memberikan kesempatan bagi lulusan sarjana untuk langsung melanjutkan pendidikan hingga jenjang doktoral dengan dukungan penuh dari pemerintah. Pembukaan pendaftaran beasiswa PMDSU untuk tahun 2024 telah dilaksanakan pada bulan Juli.

Anggi Putri Pertiwi, salah satu mahasiswa Magister Ilmu Perikanan sekaligus penerima beasiswa PMDSU menyampaikan bahwa terdapat beberapa tahapan penting yang harus dipersiapkan oleh calon mahasiswa sebelum mendaftar. Persiapan Administrasi, sertifikat Proficiency Academic Potential Test (PAPS) dan TOEFL menjadi dokumen penting yang harus dilengkapi. Selain itu, calon mahasiswa perlu menyusun study plan dan timeline yang mencakup perjalanan akademik dari jenjang magister hingga doktor. Pemilihan Promotor, calon mahasiswa dapat mengakses daftar promotor pada laman resmi PMDSU dan memilih promotor yang sesuai dengan bidang minat dan rencana penelitian. Setelah itu, mahasiswa diharapkan menghubungi promotor yang dipilih untuk mengikuti seleksi awal. Tahap pemilihan promotor menjadi salah satu kunci keberhasilan, karena penerimaan promotor sangat menentukan kelulusan seleksi awal beasiswa ini.

Anggi menekankan pentingnya menjelaskan study plan dengan jelas dan menunjukkan ketertarikan pada penelitian yang telah dilakukan oleh promotor untuk memberikan kesan positif. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah perbedaan alur pendaftaran. Calon mahasiswa perlu mendaftar di program studi magister pada host university yang dituju, kemudian melanjutkan pendaftaran beasiswa melalui laman PMDSU. Menyesuaikan timeline dari kedua proses ini sangat penting untuk memastikan kelengkapan dokumen dan keteraturan pendaftaran. Sebagai awardee PMDSU, mahasiswa tidak hanya mendapatkan bantuan biaya pendidikan, tetapi juga berbagai program pengembangan diri. Anggi menjelaskan bahwa terdapat program pembekalan berupa materi dari para ahli dan forum group discussion sebagai sarana berbagi pengalaman antar awardee. Selain itu, terdapat Program Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional (PKPI), yang membuka peluang kolaborasi penelitian dengan universitas mitra di luar negeri. Program ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk memperluas jaringan dan meningkatkan kualitas publikasi di kancah internasional.

Beasiswa PMDSU diharapkan menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia sekaligus mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Program ini secara langsung berkontribusi pada SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur). Selain itu, dampak tidak langsungnya juga terlihat pada SDG 1 (Tanpa Kemiskinan), SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), SDG 5 (Kesetaraan Gender), serta SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi). Beasiswa PMDSU menjadi bukti nyata bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan adalah kunci untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa. Program ini membuka peluang emas bagi generasi muda Indonesia untuk meraih gelar doktor pada usia produktif dan memberikan kontribusi yang signifikan di bidang pendidikan, riset, dan inovasi.

Penulis: Galuh Wulanuari
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi., Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han).

Prestasi Mahasiswa Magister Ilmu Perikanan UGM pada Kegiatan International Conference of The Fisheries and Marine Research 2024

Sebanyak empat mahasiswa dari Program Studi Magister Ilmu Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM) berpartisipasi dalam The 5th International Conference on Fisheries and Marine Research. Konferensi yang diadakan Universitas Brawijaya ini, diselenggarakan pada 14-15 November 2024 di Malang. Nama mahasiswa yang turut serta adalah Nicholas Sidharta, Diva Faza, Theresia Adven Dea, dan Al Fajar Alam.

Konferensi internasional yang mengusung tema “Development Strategy and Technology Innovation for Sustainable Fisheries Management” menghadirkan para pakar perikanan dari berbagai negara. Pembicara kunci meliputi Hansan Park, Ph.D (Director of Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center), Assoc. Prof. Dr. Mohammad Tamrin (Vice Director, Borneo Marine Research Institute, Universiti Malaysia Sabah), Assoc. Prof. Dr. Yi-Jay Chang (National Taiwan University), Noora Barzkar, Ph.D (Universiti Malaysia Sabah), Prof. Dr. Ir. Dewa Gede Raka Wiadnya, M.Sc (Universitas Brawijaya), dan Assoc. Prof. Yuki Takahashi, Ph.D (Hokkaido University). Hasil riset terkini mengenai inovasi strategi dan teknologi untuk pengelolaan perikanan berkelanjutan disampaikan oleh para pembicara dalam sesi utama.

Mahasiswa Magister Ilmu Perikanan yang hadir pada konferensi ini berpartisipasi sebagai Oral Presenter. Topi-topik yang disampaikan yaitu: Assessing Compliance and Accuracy in Fishing Logbook Data: A Decade of Insights (Al Fajar Alam); Effect of Methacrylic Anhydride Addition on Physical Characteristics of Chitosan-Gelatin Based Tissue Adhesive Hydrogel (Diva Faza); A Study on the Perception of Irradiated Seafood in Indonesia Using Q-Methodology (Nicholas Sidharta); dan In Vitro Anti-Acne Activity of Sargassum cristaefolium Ethanolic Extract from Teluk Awur Jepara (Theresia Adven). Al Fajar Alam mendapatkan penghargaan sebagai Best Presenter berkat presentasi yang dinilai unggul dan memberikan kontribusi signifikan dalam diskusi ilmiah. Partisipasi dalam konferensi internasional ini memberikan pengalaman berharga dalam memperluas wawasan tentang pengelolaan perikanan berkelanjutan di tingkat global. Kontribusi yang diberikan melalui kegiatan ini turut meningkatkan reputasi akademik Universitas Gadjah Mada.

Mahasiswa yang mengikuti kegiatan The 5th International Conference on Fisheries and Marine Research 2024 turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Adapun SDGs yang berkaitan yaitu seperti SDG 2: Zero Hunger, SDG 9: Industry, Innovation, and Infrastructure, SDG 12: Responsible Consumption and Production, SDG 13: Climate Action, serta khususnya tujuan nomor 14: “Life Below Water”, yang menitikberatkan pada pelestarian dan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan. Pengembangan inovasi dan strategi berbasis riset yang diangkat dalam konferensi ini berkontribusi pada pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, peningkatan kesejahteraan komunitas pesisir, serta penguatan kolaborasi global untuk menghadapi tantangan sektor kelautan dan perikanan.

Penulis : Al Fajar Alam, Galuh Wulanuari

Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc; Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han).

Mengenal Lebih Dalam Perikanan Program Studi Magister Ilmu Perikanan melalui Academic Traveling 2024

Program Studi Magister Ilmu Perikanan Departemen Perikanan UGM telah melaksanakan Program Academic Traveling pada tanggal 21 – 22 Oktober 2024. Kegiatan yang dijalankan diantaranya adalah Kuliah Umum dan Diseminasi Hasil Penelitian Program Magister Perikanan dan Kelautan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman (FPIK UNSOED), Purwokerto. Kegiatan ini juga diikuti institusi lain yaitu Magister Manajemen Sumberdaya Perikanan, Magister Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Magister Sumberdaya Akuatik dan Magister Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman.

 

 

 

 

 

 

Kuliah Umum dan Diseminasi diawali dengan pembukaan oleh Dekan FPIK UNSOED, Prof. Dr. Endang Hilmi, S.Hut., M.Si. Acara Kuliah Umum yang berlangsung dibawakan oleh dua narasumber, yaitu Dr. Eko Setyobudi, S.Pi, M.Si. dari Magister Ilmu Perikanan UGM sebagai Koordinator Wilayah DIY Masyarakat Iktiologi Indonesia. Dr. Eko Setyobudi membawakan materi dengan tema ”Anisakis (Nematoda) Keterkaitannya dengan Manusia dan Perkembangan Penelitiannya di Indonesia.” Narasumber berikutnya adalah Dr. Anindita Sabdaningsih, S.Si., M.Si. dari Magister Sumberdaya Perikanan UNDIP dengan tema, ”Mitigasi Resistensi Anti Mikroba di Lingkungan Pesisir.” Sesi terakhir dari Kuliah Umum menampilkan sesi presentasi hasil penelitian mahasiswa dari perwakilan setiap program studi. Universitas Jenderal Soedirman diwakili oleh tiga mahasiswa, Universitas Diponegoro diwakili oleh lima mahasiswa, sementara Universitas Gadjah Mada diwakili oleh dua mahasiswa yaitu, Nicholas Sidharta dan Diva Faza Falah Andri.

 

 

 

 

 

 

Samsuri Djamal selaku salah satu partisipan program Academic Traveling 2024 mengungkapkan bahwa program ini memberikan pengalaman pertama yang berkesan saat menjadi mahasiswa Magister Ilmu Perikanan. Dua narasumber yang dihadirkan dalam program ini memberikan insight baru terhadap permasalahan terkini dibidang perikanan. Tidak hanya memberikan kesempatan dalam meraih informasi berharga melalui Kuliah Umum dan Diseminasi, program ini juga menjadi motivasi untuk dapat menjadi presenter dalam Diseminasi berikutnya pada Program Academic Traveling 2025. Selain itu, Samsuri Djamal juga mengatakan bahwa program ini memberikan ruang untuk berbagi informasi dan menguatkan relasi sesama mahasiswa Magister Ilmu Perikanan. Kegiatan Academic Traveling 2024 Magister Ilmu Perikanan ini diharapkan dapat mendukung keberhasilan SDGs, utamanya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastuktur, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, SDG 14: Ekosistem Lautan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Galuh Wulanuari

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han)

Pelatihan Peralatan Kelautan MTCRC: Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Perikanan UGM

Upaya penguatan kapasitas sumberdaya manusia dalam bidang kelautan terus dilakukan oleh UGM bekerjasama dengan Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC). Pada Juli 2024, diselenggarakan program Marine Equipment Training -bagian dari proyek Official Development Assistance (ODA)- untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa penerima beasiswa MTCRC. Program ini dijalankan dua gelombang pada tanggal 15 – 18 Juli 2024, dan gelombang kedua pada tanggal 22 – 25 Juli 2024. Program marine equipment training diikuti mahasiswa yang berasal dari universitas seperti; ITB, IPB, UNDIP, UGM, UNHAS, dan UNPATTI. Fokus utama pelatihan adalah mengarahkan peserta untuk memahami dan mengoperasikan peralatan survei kelautan canggih yang banyak digunakan saat ini. Peralatan survei kelautan yang dimaksud seperti Multi-Beam Echo Sounder (MBES), Sub-Bottom Profiler (SBP), Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP), dan Conductivity, Temperature, and Depth (CTD). Dr. Hansan Park, Direktur Korea-Indonesia MTCRC, membuka program ini dengan menekankan pentingnya pelatihan ini dalam meningkatkan kapasitas peserta untuk mendukung pengembangan ilmu kelautan di Indonesia.

Dr. Eko Setyobudi, (Kepala Program Studi Magister Ilmu Perikanan Universitas Gadjah Mada) menyatakan perlu adanya keterampilan teknis dalam teknologi survei kelautan untuk mendukung karier para peserta di masa depan. UGM mengirimkan mahasiswanya untuk menghadiri kegiatan ini, dimana pada gelombang pertama, delegasi UGM terdiri atas Anisah Luthfi Purboasih dan William Ariel Nanlohy dari Departemen Perikanan. Sementara itu, pada gelombang kedua, UGM mengirimkan empat mahasiswa Magister Ilmu Perikanan, yaitu Theresia Adven Dea Kristiani, Arum Ulfah Dewantari, Nicholas Sidharta, dan Diva Faza Falah Andri.

Melalui partisipasi aktif mahasiswanya, UGM menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia di sektor kelautan dan perikanan Indonesia. Program ini diharapkan menjadi langkah awal dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa untuk menghadapi tantangan global di bidang ilmu kelautan.

Pada penutupan pelatihan, Nicholas Sidharta dari UGM dinobatkan sebagai salah satu peserta terbaik. Penghargaan ini mencerminkan kemampuan dan antusiasme peserta dalam menyerap materi pelatihan. Selain memperluas wawasan teknologi survei kelautan, program ini juga memperkuat kolaborasi antara akademisi dan peneliti dari berbagai universitas di Indonesia. Program pelatihan ini secara langsung mendukung beberapa tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs), antara lain SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, SDG 14: Ekosistem Lautan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Galuh Wulanuari

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han).

Mahasiswa Magister Ilmu Perikanan UGM Wakili Indonesia dalam Program ECOP di Korea Selatan

Lima mahasiswa Magister Bidang Perikanan dan Kemaritiman dari berbagai Universitas di Indonesia mengikuti program Early Career Ocean Professional (ECOP) di Korea Selatan pada 11-16 Juni 2024. Program ini, yang didanai oleh Official Development Assistance (ODA) KIOTEC dan diprakarsai oleh Korea-Indonesia MTCRC, bertujuan untuk memperluas wawasan peserta dalam tata kelola maritim. Mahasiswa tersebut berasal dari UGM, UNDIP, UNPATTI, ITB, dan UNHAS, yang tergabung dalam delegasi Indonesia bersama pemangku kepentingan dari Kemenko Marves, KKP, BMKG, Bappenas, dan institusi lainnya. Perwakilan mahasiswa Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM dalam program ini adalah Nicholas Sidharta, mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Perikanan.

Dalam program ini, para peserta mengikuti serangkaian kegiatan profesional dan budaya. Salah satu acara utama adalah penandatanganan kerja sama IA ODA KIOTEC di Park Hyatt Busan yang dihadiri oleh pejabat penting dari Indonesia dan Korea Selatan. Selain itu, delegasi mengunjungi berbagai institusi seperti Korea Institute of Ocean Science and Technology (KIOST), National Institute of Fisheries Science (NIFS), serta fasilitas pelatihan PKNU. Para peserta juga mempelajari sejarah dan budaya Korea melalui kunjungan ke tempat-tempat bersejarah seperti UN Peace Museum, Gamcheon Cultural Village, dan Haedong Yonggung Temple.

Di luar kegiatan profesional, program ini juga memberikan pengalaman budaya yang berkesan bagi para peserta. Mereka menjelajahi Busan, Seoul, dan Incheon, mengunjungi destinasi seperti Lotte World Mall, Seoul Sky Tower, dan Songdo Hanok Village. Kegiatan ini tidak hanya memperkaya pemahaman mereka tentang kemaritiman, tetapi juga mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan Korea Selatan. Program ECOP ini menjadi kesempatan berharga bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar dan berjejaring dalam lingkup internasional. Selain itu, program ini juga diharapkan mendukung beberapa tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu, SDG 4: Pendidikan Berkualitas dengan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh wawasan dan pengalaman pendidikan berkualitas melalui pelatihan profesional, pembelajaran di institusi maritim terkemuka, dan keterlibatan dalam forum internasional, SDG 11: Sustainable Cities and Communities, SDG 13: Climate Action, SDG 14: Kehidupan Bawah Air, dan SDG 17: Partnerships for the Goals

Penulis: Nicholas Sidharta, Galuh Wulanuari
Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han)., Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

The International Fisheries Symposium is an Excellent Opportunity to Disseminate Our Work and Contribute to The Global Fisheries Community

 

The  11th International Fisheries Symposium was held from 22 to 23 November 2023 in Bangkok, Thailand. The theme of this year’s symposium is Building Sustainable Fisheries and Aquaculture for Future Generations. This seminar was conducted through exciting presentations, discussions, and interactive sessions. Participants showcase their research findings or innovative projects during the symposium’s scientific sessions.

I presented the research results entitled Antibacterial Activity of Sargassum hystrix Ethanolic Extract and Their Effect on Red Tilapia Fillet Shelf Life at Cold Temperatures. My research shows that S. hystrix ethanolic extract has potential as an antibacterial. S. hystrix ethanolic extract treatment maintained the freshness of red tilapia filets until the fourth day of storage. 2.0% ethanolic extract treatment is the best treatment to maintain the shelf life of tilapia filets. In my presentation, four participants asked questions and invited interactive discussions, and there was one participant who gave suggestions for my further research.

I am excited and grateful to be able to take part in IFS, which is designed to improve my skills, encourage collaboration, and find practical solutions to address fisheries and aquaculture challenges. I also gained new knowledge and innovation from other participants’ presentations. This is an excellent opportunity to disseminate their work, receive valuable feedback, and contribute to the global fisheries community.