Post by :

galuh.wulanuari

Bergabung ke Program Studi Magister Ilmu Perikanan melalui Beasiswa PMDSU: Percepatan Karier Akademik Menuju Doktor Muda

Beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) menjadi salah satu program unggulan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) yang dirancang untuk mempercepat lulusan doktor pada usia muda. Program ini memberikan kesempatan bagi lulusan sarjana untuk langsung melanjutkan pendidikan hingga jenjang doktoral dengan dukungan penuh dari pemerintah. Pembukaan pendaftaran beasiswa PMDSU untuk tahun 2024 telah dilaksanakan pada bulan Juli.

Anggi Putri Pertiwi, salah satu mahasiswa Magister Ilmu Perikanan sekaligus penerima beasiswa PMDSU menyampaikan bahwa terdapat beberapa tahapan penting yang harus dipersiapkan oleh calon mahasiswa sebelum mendaftar. Persiapan Administrasi, sertifikat Proficiency Academic Potential Test (PAPS) dan TOEFL menjadi dokumen penting yang harus dilengkapi. Selain itu, calon mahasiswa perlu menyusun study plan dan timeline yang mencakup perjalanan akademik dari jenjang magister hingga doktor. Pemilihan Promotor, calon mahasiswa dapat mengakses daftar promotor pada laman resmi PMDSU dan memilih promotor yang sesuai dengan bidang minat dan rencana penelitian. Setelah itu, mahasiswa diharapkan menghubungi promotor yang dipilih untuk mengikuti seleksi awal. Tahap pemilihan promotor menjadi salah satu kunci keberhasilan, karena penerimaan promotor sangat menentukan kelulusan seleksi awal beasiswa ini.

Anggi menekankan pentingnya menjelaskan study plan dengan jelas dan menunjukkan ketertarikan pada penelitian yang telah dilakukan oleh promotor untuk memberikan kesan positif. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah perbedaan alur pendaftaran. Calon mahasiswa perlu mendaftar di program studi magister pada host university yang dituju, kemudian melanjutkan pendaftaran beasiswa melalui laman PMDSU. Menyesuaikan timeline dari kedua proses ini sangat penting untuk memastikan kelengkapan dokumen dan keteraturan pendaftaran. Sebagai awardee PMDSU, mahasiswa tidak hanya mendapatkan bantuan biaya pendidikan, tetapi juga berbagai program pengembangan diri. Anggi menjelaskan bahwa terdapat program pembekalan berupa materi dari para ahli dan forum group discussion sebagai sarana berbagi pengalaman antar awardee. Selain itu, terdapat Program Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional (PKPI), yang membuka peluang kolaborasi penelitian dengan universitas mitra di luar negeri. Program ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk memperluas jaringan dan meningkatkan kualitas publikasi di kancah internasional.

Beasiswa PMDSU diharapkan menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia sekaligus mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Program ini secara langsung berkontribusi pada SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur). Selain itu, dampak tidak langsungnya juga terlihat pada SDG 1 (Tanpa Kemiskinan), SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), SDG 5 (Kesetaraan Gender), serta SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi). Beasiswa PMDSU menjadi bukti nyata bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan adalah kunci untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa. Program ini membuka peluang emas bagi generasi muda Indonesia untuk meraih gelar doktor pada usia produktif dan memberikan kontribusi yang signifikan di bidang pendidikan, riset, dan inovasi.

Penulis: Galuh Wulanuari
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi., Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han).

Achievements of UGM Fisheries Science Master’s Students at the 2024 International Conference of Fisheries and Marine Research

Four students from the Master’s Program in Fisheries Science at Universitas Gadjah Mada (UGM) participated in the 5th International Conference on Fisheries and Marine Research, organized by Universitas Brawijaya. The event took place on November 14–15, 2024, in Malang. The participating students were Nicholas Sidharta, Diva Faza, Theresia Adven Dea, and Al Fajar Alam.

The international conference, themed “Development Strategy and Technology Innovation for Sustainable Fisheries Management”, brought together fisheries experts from various countries. Keynote speakers included Hansan Park, Ph.D. (Director of the Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center); Assoc. Prof. Dr. Mohammad Tamrin (Vice Director, Borneo Marine Research Institute, Universiti Malaysia Sabah); Assoc. Prof. Dr. Yi-Jay Chang (National Taiwan University); Noora Barzkar, Ph.D. (Universiti Malaysia Sabah); Prof. Dr. Ir. Dewa Gede Raka Wiadnya, M.Sc. (Universitas Brawijaya); and Assoc. Prof. Yuki Takahashi, Ph.D. (Hokkaido University). The main sessions presented the latest research findings on innovative strategies and technologies for sustainable fisheries management.

The attending UGM Fisheries Science Master’s students participated as oral presenters, delivering the following presentations: “Assessing Compliance and Accuracy in Fishing Logbook Data: A Decade of Insights” (Al Fajar Alam); “Effect of Methacrylic Anhydride Addition on Physical Characteristics of Chitosan-Gelatin Based Tissue Adhesive Hydrogel” (Diva Faza); “A Study on the Perception of Irradiated Seafood in Indonesia Using Q-Methodology” (Nicholas Sidharta); and “In Vitro Anti-Acne Activity of Sargassum cristaefolium Ethanolic Extract from Teluk Awur Jepara” (Theresia Adven). Al Fajar Alam was awarded Best Presenter for his outstanding presentation and significant contribution to the scientific discussion. Their participation in this international forum offered valuable experiences in expanding global insights on sustainable fisheries management and enhanced UGM’s academic reputation.

The students’ involvement in the 5th International Conference on Fisheries and Marine Research 2024 also contributed to the achievement of the Sustainable Development Goals (SDGs), particularly SDG 2 (Zero Hunger), SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure), SDG 12 (Responsible Consumption and Production), SDG 13 (Climate Action), and most notably, SDG 14 (Life Below Water), which emphasizes the sustainable conservation and use of ocean resources. The innovations and research-based strategies presented in the conference support sustainable fisheries management, improve coastal community welfare, and strengthen global collaboration in addressing challenges in the marine and fisheries sectors.

Authors: Al Fajar Alam, Galuh Wulanuari
Editors: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.; Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Prestasi Mahasiswa Magister Ilmu Perikanan UGM pada Kegiatan International Conference of The Fisheries and Marine Research 2024

Sebanyak empat mahasiswa dari Program Studi Magister Ilmu Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM) berpartisipasi dalam The 5th International Conference on Fisheries and Marine Research. Konferensi yang diadakan Universitas Brawijaya ini, diselenggarakan pada 14-15 November 2024 di Malang. Nama mahasiswa yang turut serta adalah Nicholas Sidharta, Diva Faza, Theresia Adven Dea, dan Al Fajar Alam.

Konferensi internasional yang mengusung tema “Development Strategy and Technology Innovation for Sustainable Fisheries Management” menghadirkan para pakar perikanan dari berbagai negara. Pembicara kunci meliputi Hansan Park, Ph.D (Director of Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center), Assoc. Prof. Dr. Mohammad Tamrin (Vice Director, Borneo Marine Research Institute, Universiti Malaysia Sabah), Assoc. Prof. Dr. Yi-Jay Chang (National Taiwan University), Noora Barzkar, Ph.D (Universiti Malaysia Sabah), Prof. Dr. Ir. Dewa Gede Raka Wiadnya, M.Sc (Universitas Brawijaya), dan Assoc. Prof. Yuki Takahashi, Ph.D (Hokkaido University). Hasil riset terkini mengenai inovasi strategi dan teknologi untuk pengelolaan perikanan berkelanjutan disampaikan oleh para pembicara dalam sesi utama.

Mahasiswa Magister Ilmu Perikanan yang hadir pada konferensi ini berpartisipasi sebagai Oral Presenter. Topi-topik yang disampaikan yaitu: Assessing Compliance and Accuracy in Fishing Logbook Data: A Decade of Insights (Al Fajar Alam); Effect of Methacrylic Anhydride Addition on Physical Characteristics of Chitosan-Gelatin Based Tissue Adhesive Hydrogel (Diva Faza); A Study on the Perception of Irradiated Seafood in Indonesia Using Q-Methodology (Nicholas Sidharta); dan In Vitro Anti-Acne Activity of Sargassum cristaefolium Ethanolic Extract from Teluk Awur Jepara (Theresia Adven). Al Fajar Alam mendapatkan penghargaan sebagai Best Presenter berkat presentasi yang dinilai unggul dan memberikan kontribusi signifikan dalam diskusi ilmiah. Partisipasi dalam konferensi internasional ini memberikan pengalaman berharga dalam memperluas wawasan tentang pengelolaan perikanan berkelanjutan di tingkat global. Kontribusi yang diberikan melalui kegiatan ini turut meningkatkan reputasi akademik Universitas Gadjah Mada.

Mahasiswa yang mengikuti kegiatan The 5th International Conference on Fisheries and Marine Research 2024 turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Adapun SDGs yang berkaitan yaitu seperti SDG 2: Zero Hunger, SDG 9: Industry, Innovation, and Infrastructure, SDG 12: Responsible Consumption and Production, SDG 13: Climate Action, serta khususnya tujuan nomor 14: “Life Below Water”, yang menitikberatkan pada pelestarian dan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan. Pengembangan inovasi dan strategi berbasis riset yang diangkat dalam konferensi ini berkontribusi pada pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, peningkatan kesejahteraan komunitas pesisir, serta penguatan kolaborasi global untuk menghadapi tantangan sektor kelautan dan perikanan.

Penulis : Al Fajar Alam, Galuh Wulanuari

Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc; Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han).

Getting to Know the Fisheries Master’s Program More Deeply through Academic Traveling 2024

The Master of Fisheries Science Program, Department of Fisheries, UGM has conducted the Academic Traveling Program on October 21–22, 2024. The activities carried out included a Public Lecture and Dissemination of Research Results from the Master’s Program in Fisheries and Marine Sciences at the Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Jenderal Soedirman University (FPIK UNSOED), Purwokerto. This activity also involved other institutions such as the Master of Fisheries Resource Management, Master of Marine Science from Diponegoro University, and the Master of Aquatic Resources and Master of Marine Science from Jenderal Soedirman University.

The Public Lecture and Dissemination began with an opening speech by the Dean of FPIK UNSOED, Prof. Dr. Endang Hilmi, S.Hut., M.Si. The Public Lecture session featured two speakers, namely Dr. Eko Setyobudi, S.Pi, M.Si. from the Master of Fisheries Science UGM, who also serves as the Regional Coordinator for DIY of the Indonesian Ichthyology Society. Dr. Eko Setyobudi presented a topic titled “Anisakis (Nematoda): Its Relation to Humans and Research Developments in Indonesia.” The next speaker was Dr. Anindita Sabdaningsih, S.Si., M.Si. from the Master of Fisheries Resources UNDIP with the theme “Mitigating Antimicrobial Resistance in Coastal Environments.” The final session of the Public Lecture presented student research findings from representatives of each study program. Jenderal Soedirman University was represented by three students, Diponegoro University by five students, while Universitas Gadjah Mada was represented by two students: Nicholas Sidharta and Diva Faza Falah Andri.

Samsuri Djamal, one of the participants of the Academic Traveling 2024 program, expressed that this program provided a memorable first experience as a Master of Fisheries Science student. The two speakers presented in this program offered new insights into current issues in the fisheries sector. Not only did it provide opportunities to gain valuable information through the Public Lecture and Dissemination, but this program also served as motivation to become a presenter in the next Dissemination session of the Academic Traveling Program in 2025. In addition, Samsuri Djamal also stated that the program created space for sharing information and strengthening relationships among fellow Master of Fisheries Science students. The Academic Traveling 2024 activity of the Master of Fisheries Science Program is expected to support the success of the SDGs, particularly SDG 3: Good Health and Well-being, SDG 4: Quality Education, SDG 9: Industry, Innovation, and Infrastructure, SDG 13: Climate Action, SDG 14: Life Below Water, and SDG 17: Partnerships for the Goals.

Writer: Galuh Wulanuari
Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han)

Mengenal Lebih Dalam Perikanan Program Studi Magister Ilmu Perikanan melalui Academic Traveling 2024

Program Studi Magister Ilmu Perikanan Departemen Perikanan UGM telah melaksanakan Program Academic Traveling pada tanggal 21 – 22 Oktober 2024. Kegiatan yang dijalankan diantaranya adalah Kuliah Umum dan Diseminasi Hasil Penelitian Program Magister Perikanan dan Kelautan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman (FPIK UNSOED), Purwokerto. Kegiatan ini juga diikuti institusi lain yaitu Magister Manajemen Sumberdaya Perikanan, Magister Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Magister Sumberdaya Akuatik dan Magister Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman.

 

 

 

 

 

 

Kuliah Umum dan Diseminasi diawali dengan pembukaan oleh Dekan FPIK UNSOED, Prof. Dr. Endang Hilmi, S.Hut., M.Si. Acara Kuliah Umum yang berlangsung dibawakan oleh dua narasumber, yaitu Dr. Eko Setyobudi, S.Pi, M.Si. dari Magister Ilmu Perikanan UGM sebagai Koordinator Wilayah DIY Masyarakat Iktiologi Indonesia. Dr. Eko Setyobudi membawakan materi dengan tema ”Anisakis (Nematoda) Keterkaitannya dengan Manusia dan Perkembangan Penelitiannya di Indonesia.” Narasumber berikutnya adalah Dr. Anindita Sabdaningsih, S.Si., M.Si. dari Magister Sumberdaya Perikanan UNDIP dengan tema, ”Mitigasi Resistensi Anti Mikroba di Lingkungan Pesisir.” Sesi terakhir dari Kuliah Umum menampilkan sesi presentasi hasil penelitian mahasiswa dari perwakilan setiap program studi. Universitas Jenderal Soedirman diwakili oleh tiga mahasiswa, Universitas Diponegoro diwakili oleh lima mahasiswa, sementara Universitas Gadjah Mada diwakili oleh dua mahasiswa yaitu, Nicholas Sidharta dan Diva Faza Falah Andri.

 

 

 

 

 

 

Samsuri Djamal selaku salah satu partisipan program Academic Traveling 2024 mengungkapkan bahwa program ini memberikan pengalaman pertama yang berkesan saat menjadi mahasiswa Magister Ilmu Perikanan. Dua narasumber yang dihadirkan dalam program ini memberikan insight baru terhadap permasalahan terkini dibidang perikanan. Tidak hanya memberikan kesempatan dalam meraih informasi berharga melalui Kuliah Umum dan Diseminasi, program ini juga menjadi motivasi untuk dapat menjadi presenter dalam Diseminasi berikutnya pada Program Academic Traveling 2025. Selain itu, Samsuri Djamal juga mengatakan bahwa program ini memberikan ruang untuk berbagi informasi dan menguatkan relasi sesama mahasiswa Magister Ilmu Perikanan. Kegiatan Academic Traveling 2024 Magister Ilmu Perikanan ini diharapkan dapat mendukung keberhasilan SDGs, utamanya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastuktur, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, SDG 14: Ekosistem Lautan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Galuh Wulanuari

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han)

Marine Equipment Training by MTCRC: Enhancing the Competence of UGM Fisheries Students

Efforts to strengthen human resource capacity in the marine sector continue to be carried out by UGM in collaboration with the Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC). In July 2024, a Marine Equipment Training program—part of the Official Development Assistance (ODA) project—was held to enhance the capacity of MTCRC scholarship recipients. This program was conducted in two batches, the first from 15–18 July 2024, and the second from 22–25 July 2024. The marine equipment training program was attended by students from various universities such as ITB, IPB, UNDIP, UGM, UNHAS, and UNPATTI. The main focus of the training was to guide participants in understanding and operating advanced marine survey equipment widely used today. The marine survey equipment in question includes the Multi-Beam Echo Sounder (MBES), Sub-Bottom Profiler (SBP), Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP), and Conductivity, Temperature, and Depth (CTD). Dr. Hansan Park, Director of the Korea-Indonesia MTCRC, opened the program by emphasizing the importance of this training in enhancing participants’ capacity to support the development of marine science in Indonesia.

 

Dr. Eko Setyobudi, (Head of the Master of Fisheries Science Program at Universitas Gadjah Mada), stated that technical skills in marine survey technology are essential to support the participants’ future careers. UGM sent its students to attend this activity, where in the first batch, UGM was represented by Anisah Luthfi Purboasih and William Ariel Nanlohy from the Department of Fisheries. Meanwhile, in the second batch, UGM sent four Master of Fisheries Science students, namely Theresia Adven Dea Kristiani, Arum Ulfah Dewantari, Nicholas Sidharta, and Diva Faza Falah Andri.

Through the active participation of its students, UGM reaffirms its commitment to supporting the development of human resources in Indonesia’s marine and fisheries sector. This program is expected to be an initial step in improving student competencies to face global challenges in the field of marine science.

At the closing of the training, Nicholas Sidharta from UGM was awarded as one of the best participants. This recognition reflects the participants’ ability and enthusiasm in absorbing the training material. In addition to broadening insights into marine survey technology, this program also strengthens collaboration between academics and researchers from various universities in Indonesia. This training program directly supports several goals in the Sustainable Development Goals (SDGs), including SDG 4: Quality Education, SDG 9: Industry, Innovation, and Infrastructure, SDG 14: Life Below Water, and SDG 17: Partnerships for the Goals.

Author: Galuh Wulanuari
Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Pelatihan Peralatan Kelautan MTCRC: Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Perikanan UGM

Upaya penguatan kapasitas sumberdaya manusia dalam bidang kelautan terus dilakukan oleh UGM bekerjasama dengan Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC). Pada Juli 2024, diselenggarakan program Marine Equipment Training -bagian dari proyek Official Development Assistance (ODA)- untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa penerima beasiswa MTCRC. Program ini dijalankan dua gelombang pada tanggal 15 – 18 Juli 2024, dan gelombang kedua pada tanggal 22 – 25 Juli 2024. Program marine equipment training diikuti mahasiswa yang berasal dari universitas seperti; ITB, IPB, UNDIP, UGM, UNHAS, dan UNPATTI. Fokus utama pelatihan adalah mengarahkan peserta untuk memahami dan mengoperasikan peralatan survei kelautan canggih yang banyak digunakan saat ini. Peralatan survei kelautan yang dimaksud seperti Multi-Beam Echo Sounder (MBES), Sub-Bottom Profiler (SBP), Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP), dan Conductivity, Temperature, and Depth (CTD). Dr. Hansan Park, Direktur Korea-Indonesia MTCRC, membuka program ini dengan menekankan pentingnya pelatihan ini dalam meningkatkan kapasitas peserta untuk mendukung pengembangan ilmu kelautan di Indonesia.

Dr. Eko Setyobudi, (Kepala Program Studi Magister Ilmu Perikanan Universitas Gadjah Mada) menyatakan perlu adanya keterampilan teknis dalam teknologi survei kelautan untuk mendukung karier para peserta di masa depan. UGM mengirimkan mahasiswanya untuk menghadiri kegiatan ini, dimana pada gelombang pertama, delegasi UGM terdiri atas Anisah Luthfi Purboasih dan William Ariel Nanlohy dari Departemen Perikanan. Sementara itu, pada gelombang kedua, UGM mengirimkan empat mahasiswa Magister Ilmu Perikanan, yaitu Theresia Adven Dea Kristiani, Arum Ulfah Dewantari, Nicholas Sidharta, dan Diva Faza Falah Andri.

Melalui partisipasi aktif mahasiswanya, UGM menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia di sektor kelautan dan perikanan Indonesia. Program ini diharapkan menjadi langkah awal dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa untuk menghadapi tantangan global di bidang ilmu kelautan.

Pada penutupan pelatihan, Nicholas Sidharta dari UGM dinobatkan sebagai salah satu peserta terbaik. Penghargaan ini mencerminkan kemampuan dan antusiasme peserta dalam menyerap materi pelatihan. Selain memperluas wawasan teknologi survei kelautan, program ini juga memperkuat kolaborasi antara akademisi dan peneliti dari berbagai universitas di Indonesia. Program pelatihan ini secara langsung mendukung beberapa tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs), antara lain SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, SDG 14: Ekosistem Lautan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Galuh Wulanuari

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han).

UGM Fisheries Science Graduate Student Represents Indonesia in ECOP Program in South Korea

Five graduate students specializing in fisheries and marine sciences from various universities in Indonesia participated in the Early Career Ocean Professional (ECOP) program held in South Korea from June 11–16, 2024. The program, funded by Official Development Assistance (ODA) from KIOTEC and initiated by the Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC), aimed to broaden participants’ understanding of maritime governance. The student delegation came from UGM, UNDIP, UNPATTI, ITB, and UNHAS, representing Indonesia alongside stakeholders from the Coordinating Ministry for Maritime Affairs and Investment (Kemenko Marves), Ministry of Marine Affairs and Fisheries (KKP), BMKG, Bappenas, and other institutions. The representative from the Department of Fisheries, Faculty of Agriculture, UGM was Nicholas Sidharta, a student of the Master’s Program in Fisheries Science.

During the program, participants engaged in a series of professional and cultural activities. One of the highlights was the signing of the IA ODA KIOTEC cooperation agreement at Park Hyatt Busan, attended by prominent officials from both Indonesia and South Korea. The delegation also visited leading institutions such as the Korea Institute of Ocean Science and Technology (KIOST), the National Institute of Fisheries Science (NIFS), and the PKNU training facilities. Additionally, they explored Korea’s history and culture through visits to landmarks like the UN Peace Museum, Gamcheon Cultural Village, and Haedong Yonggung Temple.

Beyond the professional agenda, the program offered participants memorable cultural experiences. They explored the cities of Busan, Seoul, and Incheon, visiting popular destinations such as Lotte World Mall, Seoul Sky Tower, and Songdo Hanok Village. These activities not only enriched their understanding of maritime affairs but also strengthened cultural ties between Indonesia and South Korea. The ECOP program proved to be a valuable opportunity for Indonesian students to learn and network on an international level. Moreover, this initiative supports several Sustainable Development Goals (SDGs): SDG 4: Quality Education – by providing students with access to quality educational experiences through professional training, learning at leading maritime institutions, and participation in international forums. SDG 11: Sustainable Cities and Communities, SDG 13: Climate Action, SDG 14: Life Below Water, and SDG 17: Partnerships for the Goals.

Writers: Nicholas Sidharta, Galuh Wulanuari

Editors: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han), Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Mahasiswa Magister Ilmu Perikanan UGM Wakili Indonesia dalam Program ECOP di Korea Selatan

Lima mahasiswa Magister Bidang Perikanan dan Kemaritiman dari berbagai Universitas di Indonesia mengikuti program Early Career Ocean Professional (ECOP) di Korea Selatan pada 11-16 Juni 2024. Program ini, yang didanai oleh Official Development Assistance (ODA) KIOTEC dan diprakarsai oleh Korea-Indonesia MTCRC, bertujuan untuk memperluas wawasan peserta dalam tata kelola maritim. Mahasiswa tersebut berasal dari UGM, UNDIP, UNPATTI, ITB, dan UNHAS, yang tergabung dalam delegasi Indonesia bersama pemangku kepentingan dari Kemenko Marves, KKP, BMKG, Bappenas, dan institusi lainnya. Perwakilan mahasiswa Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM dalam program ini adalah Nicholas Sidharta, mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Perikanan.

Dalam program ini, para peserta mengikuti serangkaian kegiatan profesional dan budaya. Salah satu acara utama adalah penandatanganan kerja sama IA ODA KIOTEC di Park Hyatt Busan yang dihadiri oleh pejabat penting dari Indonesia dan Korea Selatan. Selain itu, delegasi mengunjungi berbagai institusi seperti Korea Institute of Ocean Science and Technology (KIOST), National Institute of Fisheries Science (NIFS), serta fasilitas pelatihan PKNU. Para peserta juga mempelajari sejarah dan budaya Korea melalui kunjungan ke tempat-tempat bersejarah seperti UN Peace Museum, Gamcheon Cultural Village, dan Haedong Yonggung Temple.

Di luar kegiatan profesional, program ini juga memberikan pengalaman budaya yang berkesan bagi para peserta. Mereka menjelajahi Busan, Seoul, dan Incheon, mengunjungi destinasi seperti Lotte World Mall, Seoul Sky Tower, dan Songdo Hanok Village. Kegiatan ini tidak hanya memperkaya pemahaman mereka tentang kemaritiman, tetapi juga mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan Korea Selatan. Program ECOP ini menjadi kesempatan berharga bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar dan berjejaring dalam lingkup internasional. Selain itu, program ini juga diharapkan mendukung beberapa tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu, SDG 4: Pendidikan Berkualitas dengan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh wawasan dan pengalaman pendidikan berkualitas melalui pelatihan profesional, pembelajaran di institusi maritim terkemuka, dan keterlibatan dalam forum internasional, SDG 11: Sustainable Cities and Communities, SDG 13: Climate Action, SDG 14: Kehidupan Bawah Air, dan SDG 17: Partnerships for the Goals

Penulis: Nicholas Sidharta, Galuh Wulanuari
Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han)., Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

UGM Department of Fisheries Holds SinnTech Webinar #16 on Health Management in Shrimp Aquaculture

The Department of Fisheries, Universitas Gadjah Mada, in collaboration with the Center for Seafood Security and Sustainability and supported by the Erasmus+ Programme of the European Union, successfully held SinnTech Webinar #16 themed “Health Management in Shrimp Aquaculture” on Thursday, May 25, 2023. The webinar featured two speakers: Indah Istiqomah, S.Pi., M.Si., Ph.D., who presented “Bacteriophages for Shrimp Disease Control,” and Drh. Narendra Santika Hartana, who delivered a talk on “Disease Management in Today’s Vannamei Shrimp Farming.” The session was moderated by Ma’rufa Nurul Latifah, S.Pi., a student of the Fisheries Science Master’s Program.

The webinar began with welcoming remarks by the Dean of the Faculty of Agriculture, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D., followed by program introductions by Dr. Susilo Budi Priyono, S.Pi., M.Si. (Aquaculture Program) and Dr. Eko Setyobudi, S.Pi., M.Si. (Master’s in Fisheries Science Program).

Vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) aquaculture is one of the fastest-growing industries that provides essential protein sources globally. Indonesia is currently the third-largest shrimp producer in the world. However, the emergence of diseases such as Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND), also known as Early Mortality Syndrome (EMS), caused by Vibrio parahaemolyticus, poses a major challenge for farmers due to its significant impact on productivity. The use of bacteriophages in shrimp farming has been proposed as a promising solution for bacterial infection prevention. Bacteriophages can be applied via prophylactic or therapeutic approaches.

AHPND was first detected in Indonesia between late 2019 and early 2020, affecting all scales of shrimp farming. Disease management and mitigation strategies to prevent AHPND include increasing sediment pond capacity, adapting shrimp toilet structures (expanding sludge collection areas in central drains), and applying coagulants to precipitate toxins in pond bottoms. Aside from bacteria, shrimp are also susceptible to viral diseases such as White Spot Syndrome Virus (WSSV) and Infectious Myonecrosis Virus (IMNV). Mitigation strategies for these viral infections include eliminating viral carriers, applying disinfection protocols, and using immunostimulants.