Post by :

galuh.wulanuari

SinnTech Webinar #25 UGM Kupas Teknologi DNA Metabarcoding untuk Keberlanjutan Perikanan

Program Studi Magister Ilmu Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan SINNTECH Webinar#25 sebagai salah satu wadah pengayaan keilmuan bagi sivitas akademika dan masyarakat umum. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring pada hari Senin, 26 Mei 2025 dengan mengangkat tema “DNA Metabarcoding for Sustainable Aquatic Resource”. Webinar ini menghadirkan dua narasumber ahli yang membagikan pengetahuan mutakhir terkait pemanfaatan teknologi DNA metabarcoding dalam bidang perikanan dan kelautan. Moderator dalam kegiatan ini adalah Dr. Sulistiowati, S.Si., M.Si., dosen dari Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian UGM yang memandu jalannya diskusi secara dinamis dan interaktif. Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, baik mahasiswa, dosen, peneliti, maupun praktisi perikanan dari dalam dan luar institusi. Webinar ini bertujuan untuk memperluas wawasan tentang metode identifikasi organisme perairan secara genetik guna mendukung pengelolaan sumber daya hayati yang berkelanjutan. Tema yang diangkat sejalan dengan semangat Program Studi Magister Ilmu Perikanan UGM dalam menjawab tantangan global di bidang perikanan.

Pembicara pertama, Dr. Eng. Sapto Andriyono, S.Pi., M.T. dari Departemen Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, menyampaikan materi bertajuk “Biodiversity Assessment by eDNA Metabarcoding Analysis”. Dalam paparannya, beliau menjelaskan bahwa penggunaan eDNA (environmental DNA) menjadi pendekatan revolusioner dalam identifikasi keanekaragaman hayati di lingkungan perairan. Teknik ini memungkinkan deteksi spesies hanya melalui sampel air tanpa harus menangkap organisme secara langsung, sehingga dinilai lebih ramah lingkungan dan efisien. Dr. Sapto juga menyoroti pentingnya pengembangan basis data genetik untuk mendukung akurasi hasil analisis eDNA. Penerapan metode ini dinilai sangat potensial dalam pemantauan ekosistem perairan secara berkelanjutan, termasuk untuk kawasan konservasi dan wilayah pesisir yang rentan terhadap gangguan ekologis. Beliau juga membagikan pengalaman riset yang dilakukan di beberapa kawasan perairan di Indonesia, yang menunjukkan bahwa eDNA dapat mendeteksi spesies langka atau invasif secara cepat. Materi yang disampaikan memberikan gambaran komprehensif mengenai peluang riset dan pengembangan teknologi ini di masa depan.

Sementara itu, pembicara kedua, Dr. Dini Wahyu Kartika Sari, S.Pi., M.Si. dari Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, membawakan materi dengan topik “Metabarcoding of Giant Gourami Intestinal Microflora”. Beliau memaparkan bagaimana metode DNA metabarcoding diterapkan untuk mengidentifikasi komunitas mikroorganisme dalam saluran pencernaan ikan gurami (Osphronemus goramy), salah satu komoditas unggulan akuakultur di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memahami profil mikrobiota usus yang berperan penting dalam pencernaan, pertumbuhan, dan kesehatan ikan. Dr. Dini menjelaskan bahwa informasi ini dapat dimanfaatkan untuk menyusun strategi probiotik yang lebih tepat sasaran dan ramah lingkungan. Metabarcoding memungkinkan identifikasi mikroba dalam jumlah besar dengan resolusi tinggi, sehingga dapat membuka peluang inovasi dalam bidang nutrigenomik dan manajemen kesehatan ikan. Hasil riset menunjukkan adanya variasi mikroflora berdasarkan pakan dan kondisi lingkungan budidaya. Diskusi mengenai mikrobiota usus ini membuka perspektif baru bagi pengembangan budidaya ikan berbasis pendekatan molekuler.

Webinar ini mendapat sambutan antusias dari peserta yang aktif dalam sesi tanya jawab, menunjukkan tingginya minat terhadap penerapan teknologi DNA dalam bidang perikanan. Kehadiran kedua narasumber yang berkompeten memberikan wawasan baru mengenai pemanfaatan DNA metabarcoding sebagai alat bantu dalam pengambilan kebijakan pengelolaan sumber daya perairan. Diskusi berlangsung hangat, terutama mengenai tantangan implementasi metode ini di lapangan, termasuk ketersediaan laboratorium, basis data genetik, dan kebutuhan sumber daya manusia yang terampil. Dr. Sulistiowati selaku moderator juga menekankan pentingnya kolaborasi antar lembaga riset dan pendidikan dalam mengembangkan aplikasi eDNA dan metabarcoding secara luas. Webinar ini diharapkan mampu menjadi titik awal penguatan riset-riset multidisipliner yang menggabungkan ilmu molekuler, ekologi, dan akuakultur. Penyelenggaraan SINNTECH Webinar#25 ini merupakan bagian dari komitmen Program Studi Magister Ilmu Perikanan UGM untuk terus mendorong inovasi dan keilmuan berbasis bukti. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan peserta memperoleh pengetahuan yang aplikatif dan inspiratif untuk pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Kegiatan ini sejalan dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu, poin ke 14 : Menjaga Ekosistem Laut, dan poin ke-17 : Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Rafi Sukma Aulia

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

SinnTech Webinar #25 UGM Explores DNA Metabarcoding Technology for Fisheries Sustainability

The Master’s Program in Fisheries Science, Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada (UGM) once again held the SINNTECH Webinar #25 as a platform for scientific enrichment for the academic community and the general public. This online event was conducted on Monday, May 26, 2025, with the theme “DNA Metabarcoding for Sustainable Aquatic Resource.” The webinar featured two expert speakers who shared the latest insights on the application of DNA metabarcoding technology in the fields of fisheries and marine science. The session was moderated by Dr. Sulistiowati, S.Si., M.Si., a lecturer from the Department of Fisheries, Faculty of Agriculture, UGM, who guided the discussion in a dynamic and interactive manner.

The event was attended by participants from diverse backgrounds, including students, lecturers, researchers, and fisheries practitioners from both within and outside the institution. The webinar aimed to broaden participants’ understanding of genetic methods for aquatic organism identification to support the sustainable management of biological resources. The chosen theme aligns with the commitment of the Master’s Program in Fisheries Science at UGM to address global challenges in the fisheries sector.

The first speaker, Dr. Eng. Sapto Andriyono, S.Pi., M.T., from the Department of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Universitas Airlangga, delivered a presentation titled “Biodiversity Assessment by eDNA Metabarcoding Analysis.” In his presentation, he explained that the use of environmental DNA (eDNA) represents a revolutionary approach to biodiversity identification in aquatic environments. This technique enables species detection using only water samples, eliminating the need for direct organism capture—making it more environmentally friendly and efficient. Dr. Sapto also highlighted the importance of developing a comprehensive genetic database to ensure the accuracy of eDNA analysis results. The application of this method is considered highly promising for sustainable ecosystem monitoring, particularly in conservation areas and coastal zones vulnerable to ecological disturbances. He also shared research experiences conducted in several Indonesian waters, which demonstrated the ability of eDNA to rapidly detect rare or invasive species. His presentation offered a comprehensive overview of future research and development opportunities in this field.

The second speaker, Dr. Dini Wahyu Kartika Sari, S.Pi., M.Si., from the Department of Fisheries, Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada, presented a topic entitled “Metabarcoding of Giant Gourami Intestinal Microflora.” She discussed how DNA metabarcoding methods are applied to identify microbial communities in the digestive tract of the giant gourami (Osphronemus goramy), one of Indonesia’s leading aquaculture commodities. The research aimed to understand the intestinal microbiota profile, which plays a key role in digestion, growth, and fish health. Dr. Dini explained that this information could be used to develop more targeted and environmentally friendly probiotic strategies. Metabarcoding allows for the identification of large numbers of microbes with high resolution, opening up opportunities for innovation in nutrigenomics and fish health management. The study revealed variations in microflora based on feed and culture environment conditions. The discussion of gut microbiota provided a new perspective for developing aquaculture based on molecular approaches.

The webinar was well-received by participants, who actively engaged in the Q&A session, reflecting strong interest in the application of DNA technology in fisheries. The presence of these two competent speakers provided new insights into the use of DNA metabarcoding as a tool for informing aquatic resource management policies. The discussion was lively, especially regarding the challenges of implementing this method in the field, including laboratory availability, genetic databases, and the need for skilled human resources. Dr. Sulistiowati, as the moderator, also emphasized the importance of collaboration between research and educational institutions in advancing the broader application of eDNA and metabarcoding. This webinar is expected to be a starting point for strengthening multidisciplinary research that integrates molecular science, ecology, and aquaculture.

The implementation of SINNTECH Webinar #25 is part of the commitment of the Master’s Program in Fisheries Science at UGM to continuously foster innovation and evidence-based science. Through this event, participants are expected to gain applicable and inspiring knowledge for sustainable fisheries management. This activity aligns with several Sustainable Development Goals (SDGs): Goal 4 – Quality Education, Goal 14 – Life Below Water, and Goal 17 – Partnerships for the Goals.

Writer: Rafi Sukma Aulia
Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Fisheries Science Lecturer Discovers New Species of Acetes Shrimp in Indo-Malayan Waters

Kalimantan, Indonesia — Eko Hardianto, S.Pi., M.Si., M.Sc., Ph.D., a lecturer in the Master of Fisheries Science Program specializing in Aquatic Resource Management, has successfully discovered a new species of Acetes shrimp. Dr. Eko Hardianto, in collaboration with Japanese researchers Dr. Yukio Hanamura (National Research Institute of Fisheries Science) and Prof. Hideyuki Imai (University of the Ryukyus), demonstrated that this shrimp is a new species distributed throughout the Indo-Malay region. The habitat of this shrimp spans the brackish waters from Kalimantan Island to Malaysia. The newly discovered species has been named Acetes omorii, in honor of Prof. Makoto Omori, a prominent Japanese scholar who made significant contributions to shrimp research in Japan. This discovery not only enriches Southeast Asia’s biodiversity but also opens opportunities for further research in tropical marine taxonomy and biogeography.

Dr. Eko Hardianto explained that the background of this discovery originated from his doctoral dissertation on Acetes sibogae in the Tanah Bumbu area of Kalimantan. During the identification process of the shrimp populations there, three different types were found: A. sibogae, A. japonicus, and one unidentified species. Initially, the latter was presumed to be A. indicus, However, following detailed morphological examinations and genetic analyses using metabarcoding methods, it was revealed that this species has a significant genetic divergence from A. indicus, warranting its classification as a new species. The ecological and geological complexity of Indo-Malayan waters provides an ideal setting for researching allopatric species, which further justified selecting the area as a research focus.

This research received funding from the Japan International Research Center for Agricultural Sciences (JIRCAS) and JSPS KAKENHI. To support taxonomic validation, paratypes and holotypes of Acetes omorii have been deposited in scientific museums in Japan, Taiwan, and Malaysia. Additionally, the species’ genetic data has been officially registered in the DNA Data Bank of Japan, with accession numbers LC682346–LC682362 for the 16S rRNA gene and LC804564–LC804580 for the COI gene. The findings have been published in the 2024 edition of the international journal Bulletin of the National Museum of Nature and Science Series A, Zoology, Volume 50, Issue 2, Pages 49–68.

The discovery of Acetes omorii aligns with the Sustainable Development Goals (SDGs), particularly SDG 4: Quality Education, SDG 14: Life Below Water, and SDG 17: Partnerships for the Goals. This research contributes to strengthening the database of marine biodiversity and improving the scientific understanding of coastal ecosystems and their inhabitants. By identifying a new species, more precise and sustainable conservation and fisheries management measures can be implemented. This research contributes to enhancing marine biodiversity databases and deepens scientific understanding of coastal ecosystems and the species within them. By identifying new species, conservation and fisheries management efforts can be more targeted and sustainable.

Author: Galuh Wulanuari

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Menjadi Master of Science Berkat Ketekunan dan Semangat Pantang Menyerah: Kisah Wisudawan Magister Ilmu Perikanan UGM

Yogyakarta – Sosok inspiratif dalam wisuda Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada kali ini datang dari Departemen Perikanan. Ihda Khozainul Busyro, wisudawan Magister Ilmu Perikanan, berhasil menyelesaikan studi dengan topik penelitian yang unik dan penuh tantangan. Ihda meneliti mengenai potensi bahaya alergen dari cacing Anisakis, parasit yang umum ditemukan pada ikan laut. Topik tersebut dipilih karena keamanan pangan menjadi isu yang sangat penting, terutama dalam kaitannya dengan reaksi alergi yang dapat ditimbulkan oleh Anisakis. Penelitian mengenai bahaya alergen dari Anisakis masih sangat terbatas di Indonesia, menjadikan penelitian ini memiliki nilai kebaruan yang tinggi.

Proses penelitian tidak berjalan mulus sejak awal. Pemahaman terhadap Anisakis dan konsep alergen dimulai dari dasar, mengingat topik ini sangat berbeda dari penelitian sebelumnya di jenjang sarjana. Proses deteksi alergen membutuhkan waktu lama dan mengalami banyak kegagalan. Namun, semangat untuk terus mencoba membuahkan hasil yang memuaskan. Keberhasilan penelitian ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan penuh dari dosen pembimbing, Bapak Mgs. Muh Prima Putra dan Bapak Eko Setyobudi. Selain itu, kontribusi rekan-rekan part time dan tenaga kependidikan Departemen Perikanan juga sangat berarti dalam proses penyelesaian studi.

Salah satu pengalaman paling berkesan selama menjalani pendidikan adalah keterlibatan dalam tim podcast Media Perikanan UGM. Kegiatan ini memberikan ruang untuk berkembang di luar ruang laboratorium dan memperluas wawasan dalam dunia komunikasi ilmiah.

Ihda Khozainul Busyro juga menyampaikan bahwa kontribusi ilmu perikanan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dinilai sangat luas. Ilmu perikanan memiliki peran penting dalam mendukung konservasi sumber daya hayati, pertumbuhan ekonomi biru, pengembangan teknologi tepat guna, serta menjaga ketahanan pangan berbasis hasil laut. Selain itu, rencana pasca-wisuda Ihda fokuskan pada dunia industri terlebih dahulu, dengan tetap membuka peluang untuk pengembangan karier di bidang lain, termasuk riset dan studi lanjutan.

Pesan untuk mahasiswa yang sedang menempuh studi magister, khususnya yang sedang dalam tahap penelitian, semangat dan ketekunan menjadi kunci utama. Ihda menyampaikan ketika mengalami kebuntuan, berbagi cerita dengan teman-teman bisa menjadi jalan untuk mendapatkan sudut pandang baru dan solusi yang tak terduga. Bagi Ihda Khozainul Busyro, tidak ada satu momen pun selama masa studi yang ingin diubah, karena setiap bagian dari perjalanan akademik telah membentuk karakter dan memberikan pelajaran berharga hingga akhirnya meraih gelar Master of Science. Harapan besar ditujukan kepada Program Magister Ilmu Perikanan UGM agar terus berkembang, semakin maju, dan menjadi salah satu program studi unggulan yang diperhitungkan secara nasional.

Kisah Ihda Khozainul Busyro dalam mengangkat topik penelitian mengenai Anisakis memiliki kontribusi nyata terhadap beberapa poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), antara lain, SDG 2: Zero Hunger – meningkatkan keamanan pangan hasil perikanan, SDG 3: Good Health and Well-being – mengidentifikasi risiko alergen dari produk laut terhadap kesehatan masyarakat. SDG 12: Responsible Consumption and Production – mendorong konsumsi dan produksi pangan laut yang aman dan bertanggung jawab serta  SDG 14: Life Below Water – mendukung pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan.

Penulis: Galuh Wulanuari

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

UGM Fisheries Science Student Moderates SinnTech 24 Webinar: A Sustainable Solution for Aquaculture

Yogyakarta, April 30, 2025 – A webinar entitled “Utilization of Local Raw Materials for Fish Feed: A Sustainable Solution for Aquaculture” was successfully held as part of the SinnTech 24 event series on April 30, 2025. The event attracted dozens of participants from various fisheries and marine institutions across Indonesia. It served as a platform for scientific discussion on the use of local raw materials to support sustainability in the aquaculture feed industry. The webinar was moderated by Galuh Wulanuari, a first-semester student of the UGM Fisheries Science Master’s Program (2024 intake).

The webinar featured two speakers who shared insights into alternative feed materials derived from local resources. The first speaker, Associate Professor Dr. Ainulyakin H. Imlani from Mindanao State University, discussed the potential of alternative fish feed ingredients. He noted that dependency on conventional feed ingredients such as fishmeal and soybean meal is no longer sustainable due to their limited availability caused by overfishing and land-use change. Dr. Ainulyakin introduced various high-nutrition, cost-effective local feed ingredients such as insects, plants, algae, and agro-industrial byproducts as more environmentally friendly alternatives.

The second speaker, Dr. Senny Helmiati, S.Pi., M.Sc., from the Department of Fisheries, Faculty of Agriculture, UGM, presented her research on the potential of insects and plants as fish feed ingredients. Among her highlights was the Black Soldier Fly (BSF) larvae, known for its high protein content and ability to be cultivated using waste substrates like coffee grounds and bread waste. Her research demonstrated that managing local organic waste can reduce environmental impacts while producing high-quality fish feed. The webinar aligned with several SDGs, including SDG 2 (Zero Hunger), SDG 14 (Life Below Water), and SDG 17 (Partnerships for the Goals), supporting food security and marine ecosystem conservation through innovation based on renewable resources.

Author: Fathurrahman Kafi
Editors: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Fisheries Science Master’s Program Gathering Night (Malam Keakraban): Fostering Solidarity and Togetherness

Yogyakarta, February 21–22, 2025 – The Master’s Program in Fisheries Science (MIP) successfully held a Malam Keakraban (Makrab), or Gathering Night, aimed at strengthening relationships and fostering introductions among students across cohorts. The event, held at LPP Villa Kaliurang in Yogyakarta, was attended by students from the 2023 and 2024 cohorts of the MIP program.

The event began with the students’ departure from the AGLC, Faculty of Agriculture, at 3:00 PM to the venue. Upon arrival, participants were given time to rest, pray, and enjoy snacks before the main program commenced. The gathering was officially opened at 8:00 PM with remarks from the Head of the Fisheries Science Master’s Program, Dr. Ir. Eko Setyobudi, S.Pi., M.Si., and the Chief Organizer of Makrab MIP 2025, Ghufron. This was followed by an introduction session where each participant had the opportunity to introduce themselves. A variety of engaging activities enlivened the event, including a talent show featuring a poetry musical performance and a cultural presentation from Rwanda by international student Joas Iradukunda. The excitement peaked with the announcement of the best performance award, personally presented by Dr. Eko Setyobudi. The first day concluded with a discussion session, where students shared their academic journeys, including the challenges they faced during the admission process and their experiences in the MIP program.

The second day began with a shared breakfast and morning exercise to rejuvenate participants before continuing with the day’s activities. Fun and team-building games such as rubber band relays, ball relays, charades, “gelon” (balloon cup challenge), spider web game, balance challenge, and leaky cup relays were the highlight of the day, encouraging teamwork and collaboration. The event concluded with a gift exchange, where students gave pre-prepared presents to one another through a raffle draw. After the entire event series wrapped up, students packed their belongings and returned to their respective places.

The 2025 MIP Gathering Night aligns with several Sustainable Development Goals (SDGs). It supports SDG 4 (Quality Education) through academic discussion sessions where students shared insights and knowledge related to their studies. It also promotes SDG 3 (Good Health and Well-being) through group exercise and games that foster physical activity, bonding, and mental well-being. Moreover, SDG 10 (Reduced Inequalities) was reflected through the inclusion of international students, emphasizing diversity and inclusivity within the academic community. With the successful execution of this event, it is hoped that the spirit of unity and academic enthusiasm among Fisheries Science Master’s students will grow stronger as they face future academic challenges.

Writer: Galuh Wulanuari

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Malam Keakraban Magister Ilmu Perikanan: Membangun Kekompakan dan Kebersamaan

Yogyakarta, 21-22 Februari 2025 – Program Studi Magister Ilmu Perikanan (MIP) sukses menggelar acara Malam Keakraban (Makrab) yang bertujuan untuk mempererat hubungan serta memperkenalkan mahasiswa lintas angkatan. Acara ini diikuti oleh mahasiswa Magister Ilmu Perikanan angkatan 23 hingga 24 dan berlangsung di LPP Villa Kaliurang, Yogyakarta.

Kegiatan ini diawali dengan keberangkatan mahasiswa dari AGLC Fakultas Pertanian pada pukul 15.00 menuju lokasi acara. Setibanya di lokasi, peserta diberikan waktu istirahat, sholat, dan menikmati snack sebelum memulai acara utama. Malam keakraban resmi dibuka pada pukul 20.00 dengan sambutan dari Ketua Program Studi Magister Ilmu Perikanan, Dr. Ir. Eko Setyobudi, S.Pi., M.Si., serta Ketua Panitia Makrab MIP 2025, Ghufron. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sesi perkenalan masing-masing peserta.
Berbagai kegiatan menarik turut memeriahkan acara, termasuk pentas seni yang menampilkan musikalisasi puisi dan pentas kebudayaan dari Ruanda oleh mahasiswa internasional, Joas Iradukunda. Kemeriahan semakin terasa saat diumumkan pemenang kategori pentas seni terbaik yang hadiahnya diserahkan langsung oleh Bapak Eko Setyobudi. Kegiatan hari pertama diakhiri dengan sesi diskusi dan berbagi pengalaman akademik, di mana mahasiswa berbagi cerita mengenai perjuangan mereka dalam mendaftar dan menjalani studi di Program Magister Ilmu Perikanan.

Hari kedua diawali dengan sarapan bersama dan senam pagi untuk menyegarkan tubuh sebelum melanjutkan ke acara utama. Berbagai permainan seru seperti estafet karet, estafet bola, tebak kata dengan gaya, gelon (gelas balon), laba-laba, game keseimbangan, dan estafet gelas bocor menjadi sorotan utama dalam membangun kekompakan dan kerja sama tim. Acara ditutup dengan sesi tukar kado, di mana hadiah yang telah disiapkan oleh mahasiswa dibagikan secara acak melalui sistem undian. Setelah seluruh rangkaian acara selesai, mahasiswa berkemas dan kembali ke tempat masing-masing.

Kegiatan Malam Keakraban MIP 2025 memiliki keterkaitan dengan beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya SDG 4 (Quality Education) yang tercermin dalam sesi diskusi akademik, di mana mahasiswa berbagi pengalaman dan wawasan dalam dunia perkuliahan. Selain itu, kegiatan ini juga mendukung SDG 3 (Good Health and Well-being) melalui senam bersama yang mendorong gaya hidup sehat dan permainan kelompok yang membangun kebersamaan serta kesehatan mental. SDG 10 (Reduced Inequalities) juga tercermin dalam keterlibatan mahasiswa internasional dalam acara ini, menunjukkan keberagaman dan inklusivitas di lingkungan akademik. Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan semangat kebersamaan dan semangat akademik mahasiswa Magister Ilmu Perikanan semakin kuat untuk menghadapi tantangan studi di masa depan.

Penulis: Galuh Wulanuari

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Perikanan Bangga : Kisah Al Fajar Alam Meraih Gelar Wisudawan Terbaik Tingkat Fakultas Pertanian UGM

Yogyakarta – Al Fajar Alam, mahasiswa Program Magister Ilmu Perikanan (MIP) Universitas Gadjah Mada (UGM), berhasil meraih predikat wisudawan terbaik di Fakultas Pertanian. Dengan peminatan Manajemen Sumberdaya Akuatik, Al Fajar memilih program studi ini karena sangat relevan dengan pekerjaannya. Al Fajar bekerja sebagai Syahbandar di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dalam menjalankan tugasnya, ia perlu memahami berbagai aspek kelautan, seperti kebijakan perikanan, stock assessment, serta oseanografi perikanan, yang semuanya tersedia dalam kurikulum MIP UGM. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk menempuh pendidikan di kampus ini demi meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya di bidang perikanan.

Keberhasilannya dalam menyelesaikan studi dengan predikat terbaik tentu tidak lepas dari strategi yang diterapkannya. Al Fajar berbagi tips dalam menjaga konsistensi selama perkuliahan, yakni dengan menetapkan tujuan yang jelas sejak awal, seperti target IPK dan waktu kelulusan. Menurutnya, memiliki tujuan yang kuat dapat menjadi motivasi saat semangat mulai menurun. Selain itu, ia menekankan pentingnya determinasi untuk selalu memberikan hasil terbaik karena setiap kesempatan tidak selalu datang dua kali. Konsistensi dalam belajar dan bekerja menjadi kunci utama yang membantunya meraih prestasi akademik ini.

Mendapatkan penghargaan sebagai wisudawan terbaik menjadi kebanggaan tersendiri bagi Al Fajar. Ia mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya karena pencapaian ini bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga bagi keluarga, dosen, serta rekan-rekan yang selalu memberikan dukungan. Perjalanan studinya penuh tantangan, terutama dalam membagi waktu antara pekerjaan dan perkuliahan, namun dengan tekad dan kerja keras, ia berhasil melewatinya dengan gemilang. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa dedikasi dan kesungguhan dalam menempuh pendidikan dapat membuahkan hasil yang luar biasa.

Dalam pesannya kepada mahasiswa lainnya, Al Fajar menekankan pentingnya menikmati setiap proses dalam perkuliahan. Menurutnya, momen belajar di kelas, mengerjakan tugas, dan menulis tesis harus dijalani dengan penuh kesadaran dan apresiasi agar beban yang dirasakan menjadi lebih ringan. Selain itu, ia juga menyarankan agar mahasiswa mampu membagi waktu dengan baik antara perkuliahan dan kehidupan pribadi. Setelah menyelesaikan tugas akademik, penting untuk tetap meluangkan waktu bersama keluarga serta menjalani hobi guna menjaga keseimbangan hidup. Tak kalah penting, menjaga kesehatan dengan istirahat yang cukup agar tetap dapat berpikir secara optimal.

Sebagai lulusan terbaik, Al Fajar memiliki harapan besar untuk Program MIP UGM agar terus berkembang dan menjadi pusat pendidikan unggulan di bidang perikanan skala internasional. Ia berharap agar kampus ini semakin maju dalam menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung mahasiswa dalam meningkatkan kompetensi akademik dan profesional mereka. Dengan kualitas pendidikan yang terus ditingkatkan, UGM dapat mencetak lulusan yang siap bersaing di tingkat global, terutama dalam bidang kelautan dan perikanan yang terus berkembang.

Selain aktif dalam akademik, Al Fajar juga memiliki pengalaman mengikuti berbagai konferensi ilmiah baik di tingkat nasional maupun internasional. Ia pernah berpartisipasi dalam The 7th Asian Society of Ichtyologist International Conferece Univeriti Sains Malaysia, The 6th EMBRIO International Symposium Institut Pertanian Bogor, The 12th Asian Ocean Color Workshop Universitas Udayana-Bali, Seminar Nasional Perikanan Indonesia ke-25 Politeknik AUP-Jakarta, The 8th International Conference on Tropical Region Universitas Diponegoro, The 5th International Conference on Fisheries and Marine Research Universitas Brawijaya, yang memperkaya wawasannya dalam bidang perikanan. Melalui pengalaman ini, ia semakin memahami dinamika global di sektor kelautan serta tantangan yang dihadapi industri perikanan di berbagai negara. Dengan pengalaman dan keilmuannya, ia siap untuk terus berkontribusi dalam pengembangan sektor perikanan Indonesia ke depannya. Kisah wisudawan terbaik ini sesuai dengan tujuan global atau SDGS pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu, Poin ke-9 : Infrastruktur, Industri, dan Inovasi, serta poin ke-17 : Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Rafi Sukma Aulia
Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc

From Histamine Management to Microbial Monitoring: Key Takeaways from SinnTech #20

The 20th SinnTech Webinar, held on December 9, 2024, showcased groundbreaking insights under the theme “Risk-Based Approach in Seafood Safety.” This prestigious event featured two esteemed speakers, Novalia Rachmawati, Ph.D., a researcher at the National Research and Innovation Agency of Indonesia (BRIN), and Ayaka Nakamura, Ph.D., a lecturer at Tokyo University of Marine Science and Technology. Moderated by Indun Dewi Puspita, S.P., M.Sc., Ph.D., a fisheries academic, the session delivered invaluable knowledge on managing food safety risks in seafood and food manufacturing industries.

First Presentation regarding Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood, Dr. Novalia Rachmawati presented her work on “Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood: A Risk-Based Approach.” This session shed light on critical issues surrounding histamine formation and its impact on Indonesia’s seafood sector. Key highlights included understanding histamine, a natural toxin formed from histidine, poses risks when present in levels exceeding international safety standards (100–200 mg/kg depending on the country). In addition, Histamine poisoning (HFP) often resembles allergic reactions, causing symptoms like nausea, rash, and respiratory discomfort. The topic also explains Indonesia’s Seafood Challenges with histamine-related export rejections. Fish such as tuna and tongkol were identified as primary vehicles for histamine poisoning. Case studies revealed histamine levels exceeding permissible limits in processed fish products due to poor handling and temperature abuse. On top of that, Dr. Novalia Rachmawati highlighted a framework combining risk assessment, management, and communication to control histamine formation as a risk-based solution. Practical interventions, such as maintaining low temperatures (10–15°C) and reducing salt levels in fish processing, proved effective in minimizing risks.

 

 

Second presentation about monitoring microbial communities in food processing, Dr. Ayaka Nakamura presented her cutting-edge research on “Ensuring Food Safety: Surveillance and Monitoring of Microbial Communities in Food Manufacturing.” The focus was on Japanese Black Beef processing and strategies to extend its shelf life while ensuring microbiological safety. Key takeaways from this research include information for advanced hygiene management by using Amplicon Sequencing Analysis, Dr. Ayaka Nakamura’s team mapped microbial distributions in processing facilities, identifying harmful and non-harmful microbes on carcass surfaces and equipment during different stages of production. Not to mention, the information about tracking contamination sources has been elaborated well. A novel Core Genome MLST Analysis enabled precise identification of bacterial strains, surpassing traditional methods like PFGE and RAPD. This approach improves traceability and data sharing across laboratories. NGS technology facilitated real-time monitoring of microbial shifts, enhancing protocols to mitigate contamination risks. Identified microbes included genera like Pseudomonas and Clostridium, which vary depending on processing conditions. Dr. Nakamura’s work underscores the potential of advanced sequencing technologies in bolstering food safety through early detection and improved hygiene practices.

 

 

The webinar also highlighted the enthusiasm of the audience, who actively participated in the Q&A session. Participants engaged in insightful discussions and shared information, further enriching the event’s outcomes. The diverse audience included not only members of Universitas Gadjah Mada but also officials, academics, and students from other institutions. Some attendees even suggested potential main themes for future SinnTech webinars, demonstrating their commitment to the continuity of these valuable forums.

The topics presented in SinnTech #20 align closely with several SDGs, emphasizing their relevance to global sustainability efforts such as SDG 2: Zero Hunger, SDG 3: Good Health and Well-being, SDG 12: Responsible Consumption and Production, and SDG 14: Life Below Water.

Penulis: Galuh Wulanuari

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han)

Panduan Pengisian Simaster OBA

Panduan Pengisian Simaster OBA oleh Departemen Perikanan dapat diakses melalui laman berikut ini:

  1. Link Video Panduan Pengisian: https://youtu.be/VDaEQDo7m74
  2. Modul Panduan Pengisian Simaster OBA (.pdf): https://bit.ly/PanduanSimasterOBA